Diimpikan Atasi Kemacetan, Flyover Dolog-Jemursari Ternyata Hanya Wacana

Diimpikan Atasi Kemacetan, Flyover Dolog-Jemursari Ternyata Hanya Wacana

Surabaya, memorandum.co.id - Pembangunan flyover menjadi salah satu wacana mengatasi kemacetan di kawasan Dolog-Jemursari. Sebab, setiap jam berangkat dan pulang kerja, kemacetan menjadi makanan sehari-hari pengguna jalan. Nah, jelang Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) ke-730 Surabaya, pembangunan flyover menjadi ide dan gagasan yang menarik. Jika gagasan ini terrealisasi bakal menjadi kredit poin tersendiri bagi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi ketika kembali maju L1 (istilah Wali Kota Surabaya). Warga Kota Surabaya selayaknya mendapatkan infrastruktur jalan yang layak. Apalagi Kota Surabaya sebagai wilayah ibu kota Jawa Timur memiliki PAD mencapai Rp 11 triliun lebih. Sehingga semua kebutuhan, dan kesejahteraan warga kota selayaknya terpenuhi. Seperti halnya sarana flyover di wilayah Dolog-Jemursari. “Akses Dolong-Jemursari adalah wilayah cenderung macet. Diakses itu persimpangan jalan sangat padat, bahkan ada jalur kereta api,” kata Muntowif yang juga dosen Unipra. Warga Rungkut yang sering menggunakan akses jalan di Dolong-Jemursari- A Yani ini mengaku berharap tidak ada lagi kemacetan. Karena sudah ada frontage road. Mengurai kemacetan yang paling cocok adalah  membangun flyover,” harap Muntowif. Namun, pembangunan flyover di Surabaya Selatan, khususnya di kawasan Dolog-Jemursari yang setiap hari macet masih belum dilaksanakan, dan sebatas wacana belaka. Wakil Wali Kota Surabaya Armudji mengatakan, rencana untuk pembangunan flyover belum dimulai tahun ini. "Belum dimulai pembangunan flyover," kata Armudji kepada Memorandum, Senin (8/5). Perlu diketahui untuk mengatasi kemacetan di Surabaya, khususnya di bundaran Dolog Jalan Ahmad Yani, pemerintah pusat berkolaborasi dengan Pemkot Surabaya pernah berencana membangun tol tengah kota pada kepemimpinan Tri Rismaharini, akan tetapi rencana itu menguap begitu saja. "Dulu jaman kepemimpinanan Wali Kota Surabaya Bu Risma (Tri Rismaharini) akan membangun jalan tol tengah kota namun akhirnya tidak jadi. Entah kendalanya apa dulu, saya lupa," ungkap Armudji. Informasi yang dihimpun Memorandum Pemkot tidak memprioritaskan jalan tol atau jalan bebas hambatan di tengah kota karena sudah ada frontage road di sepanjang Jalan Ahmad Yani. Sementara itu, Kepala Dinas Kominfo Pemkot Surabaya, M Fikser mengatakan, belum mengetahui pasti rencana tata kota untuk pembangunan flyover di Surabaya guna mengurangi kemacetan di kawasan bundaran Dolog Ahmad Yani. "Untuk mengatasi kemacetan di bangun frontage road, pelebaran jalan, dan angkutan massal, seperti angkutan feeder yang baru diresmikan," kata Fikser. Sepengetahuan Fikser, kemacetan di Surabaya tidak setiap waktu dan hanya macet di jam-jam tertentu saja, seperti jam masuk dan pulang kerja. Kemudian Pemkot Surabaya juga mengatur waktu masuk sekolah dipagikan. "Memang masih macet di jam jam tertentu, juga ada dampak pembangunan jaringan jalan di Sidoarjo sehingga macet. Apabila pembangunan jaringan di Sidoarjo sudah clear, saya kira Surabaya tidak macet dan semuanya lancar," jelasnya. Fikser mengungkapkan, Pemkot juga memikirkan kemacetan dengan adanya flyover dan underpass. " Hal itu solusinya. Memang ada usulan dari pak wali membangun underpass, dan flyover pada titik-titik tertentu di bundaran Dolog," tandasnya.(rio/ono)

Sumber: