Kapolda Jatim Gelar Silaturahmi dengan Serikat Pekerja Jelang Mayday
Surabaya, memorandum.co.id - Menjelang peringatan Hari Buruh 1 Mei, Kapolda Jatim Irjen Toni Harmanto menggelar silaturahmi dengan pimpinan serikat pekerja / serikat buruh se-Jatim di Mapolda Jatim, Jumat (28/4/2023). Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Toni Harmanto menyampaikan, trend ekonomi di Jawa Timur terlihat ada refleksi, peningkatan dan penurunan terutama pada saat masa covid, bahkan sampai pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur itu turun drastis sampai pada poin 2,19% di tahun 2020. Dua tahun berikutnya aktivitas sedang beranjak naik, bahkan posisinya sudah sampai di 5,01. "Tentu ini juga karena kontribusi dari pada pekerja dan Serikat Buruh yang andil dalam aktivitas kegiatan bersama-sama dengan para pengusaha," ujar Kapolda Jatim. Ditambahkannya, harus disadari bahwa kontribusi pertumbuhan ekonomi ini kalau memang tidak ada kolaborasi tidak akan terus berjalan, makanya ada simbiosis mutualisme yang terus terjaga, sehingga aktivitas pertumbuhan ekonomi, dinamika ekonomi harus terus berjalan. “Saya lihat ini peran yang sangat penting dari para Serikat pekerja, Serikat Buruh ya, terus menjaga terutama stabilitas pertumbuhan ekonomi, geliat ekonomi yang harus di pacu apalagi paka covid yang dua tahun belakangan ini juga sudah cukup menurunkan tingkat pertumbuhan ekonomi baik secara nasional maupun ditingkat provinsi Jawa Timur sendiri,” jelasnya. Menurut Kapolda Jatim. Pertumbuhan ekonomi ini juga karena ada roda dinamika dari mesin-mesin ekonomi, yakni pekerja, buruh dan para pengusaha. Jawa Timur bahkan Indonesia masih butuh investor – investor yang memang harus juga merasa kalau mereka berinvestasi disini itu perlu ada jaminan, keamanan, kenyaman mereka berinvestasi, sehingga ini berpulang lagi kepada para pekerja dan para buruhnya juga. "Polisi juga punya peran di sini, dimana perannya, yaitu tadi stabilitas keamanan ketertiban masyarakat,” tambah Kapolda Jatim. Kapolda Jatim juga menuturkan, bagaimanapun juga pengusaha kalau dalam situasi kamtibmas yang tidak baik, tidak kondusif mereka juga was-was, demikian juga para pekerja, para buruh yang bekerja dengan keamanan yang tidak baik. “Akhirnya tidak ada profit malah akhirnya merugi, perusahaan tutup kemudian para pekerja dan buruh dirumahkan. Ini adalah hal-hal yang tidak memungkinkan dalam situasi itu maka kita harus terus bisa menjaga situasi kamtibmas ini,” pungkasnya. (gus)
Sumber: