Terungkap di Mana Saja Begal Sadis Satelit Selatan yang Ditembak Mati Ini Beraksi
Surabaya, memorandum.co.id - Aksi penjahat jalanan yang semakin sadis membuat petugas kepolisian geram. Anggota Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya menembak mati Muhammad Hartono (31), dan melumpuhkan Noval Rinaldy (22). Dua warga Jalan Balongsari Madya 7A itu merupakan begal yang beraksi di Jalan Satelit Selatan pada Rabu (4/12). Selain merampas motor korban, mereka juga membacok Slamet Effendi (21), hingga pergelangan kaki kanan dan tangan sebelah kirinya putus. "Kami terpaksa melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak mati Hartono, dan melumpuhkan betis Noval. Kedua tersangka berupaya membahayakan keselamatan petugas saat melakukan penangkapan," kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol Sandi Nugroho, Jumat (6/12). Lebih lanjut, Sandi mengungkapkan, Hartono yang merupakan otak kejahatan tersebut cukup dikenal dalam dunia penjahat jalanan. Setiap kali beraksi, pria berperawakan kurus itu selalu berganti pasangan yang diperintah menjadi jokinya. Selain itu, Hartono selalu membekali diri dengan senjata tajam (sajam) jenis parang. Dia tidak segan menyabetkan parang tersebut secara membabi buta, jika ada korban yang berusaha mempertahankan motornya. Untuk melancarkan aksinya, tersangka lebih dulu mengonsumsi sabu. "Komplotan ini juga dikenal pemain narkoba jenis sabu," imbuh lulusan terbaik Akpol 1995 itu. Dari hasil pemeriksaan, Hartono yang dijuluki Alap-Alap itu sudah beraksi di sejumlah lokasi Surabaya. Tidak tanggung-tanggung, dengan menggunakan modus serupa, tersangka berhasil beraksi di 12 lokasi. Dari belasan lokasi tersebut, Hartono selalu mendapatkan hasil motor. Meski demikian, tersangka dan teman-temannya tidak langsung menjual barang tersebut ke Madura. Agar mendapat hasil maksimal, Hartono lebih dulu menyimpan hasil rampasannya hingga mendapat pesanan di kota seberang. "Agar anak buahnya tidak menyesal, Hartono selalu memberi bagian hasil di depan. Artinya setiap mendapat hasil, dia (Hartono, red) langsung memberi uang kisaran Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta ke rekannya," tandas Sandi. Lokasi dan siapa saja korban yang sudah menjadi sasaran Hartono, antara lain pada 26 Juni, Hartono merampas motor M Hari Pribadi saat melintas di samping Masjid Al Akbar. Kemudian pada 7 Juli, Hartono beraksi di Jalan Darmo Permai II, dengan kroban, Khoirul (20). Selanjutnya, tersangka beraksi di Jalan Kendung, pada 11 Juli lalu dengan korban, Degar Marewa (56). Kemudian pada 14 September, Hartono merampas motor milik Vara Triska di Jalan Kalibokor. Sehari kemudian, dia beraksi di Jalan Ngagel Jaya Selatan dengan korban, Dwi Rio. Merasa diincar polisi, Hartono sempat vakum hingga kembali beraksi pada 28 Oktober. Hartono merampas motor milik Hikmah Ismiah di Jalan Simo Kwagean. "Masih banyak lagi aksi Hartono. Yang terakhir dan paling parah adalah kejadian terbaru yang menimpa Slamet. Hartono menggandeng Noval yang mengaku baru sekali melakukan aksi tersebut," lanjut mantan Kapolrestabes Medan itu. Kepada petugas, Noval yang sehari-hari bekerja sebagai sales kartu kredit itu mengaku nekat menjadi begal karena terdesak kebutuhan keluarga. Penghasilannya yang tidak menentu hanya cukup untuk membeli susu anaknya yang masih balita. "Hanya susu saja, lain-lainnya jelas tidak cukup pak," ujar Noval. Sejak keluar dari penjara beberapa tahun lalu akibat tersandung kasus narkoba, kehidupan Hartono dan Noval semakin tidak karuan. Sering kali keduanya tersandung kebutuhan hingga nekat utang untuk memenuhi gaya hidupnya." Kalau ikut dia (Hartono, red), saya dijanjikan uang di depan. Tidak harus menunggu motor laku. Makanya saya tergiur," lanjut bapak satu anak ini. (fdn/nov)
Sumber: