Pemprov Jatim Targetkan 139 RPH Berstatus Halal dan Juleha Bersertifikat

Pemprov Jatim Targetkan 139 RPH Berstatus Halal dan Juleha Bersertifikat

Surabaya, memorandum.co.id - Tahun ini, Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Timur mentargetkan 139 rumah potong hewan (RPH) berstatus halal. Upaya ini menjadi wujud penyelamatan karakter dan akhlak bangsa melalui penguatan industri halal. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, penguatan industri halal sesungguhnya bukan sekadar upaya yang berorientasi pada sektor ekonomi semata. Melainkan jadi upaya untuk menyelamatkan karakter dan akhlak bangsa yang dimulai dari hulu. “Upaya untuk menyelamatkan karakter dan akhlak bangsa ini harus di mulai dari hulunya. Salah satunya dengan memastikan seluruh proses penyembelihan serta fasilitas di RPH dilakukan secara halal,” kata Khofifah, Selasa (11/4). Menurut Khofifah, hal tersebut menjadi penting. Sebab sampai sekarang masih ditemukan ayam yang tidak melewati proses penyembelihan dengan sempurna. Yakni, hanya disiram dengan air panas hingga mati. "Kalau seperti ini berarti yang kita makan adalah bangkainya. Hal ini yang menjadi PR kita bersama untuk penguatan industri halal dari hulunya agar yang kita konsumsi bersumber dari barang yang halal,” terang Khofifah. "Inilah yang akan kami targetkan bahwa tahun ini 139 RPH di Jatim jadi RPH Halal. Saat ini baru ada 55 RPH Halal," imbuh dia. Khofifah juga menyampaikan bahwa pada bulan Mei mendatang, akan ada kegiatan Halal Bihalal yang akan diikuti lebih dari 1.000 juru sembelih halal (Juleha). Kegiatan ini pula akan menjadi upaya untuk memberikan kursus bagi calon-calon juru sembelih utamanya mendekati Iduladha. "Jadi forum-forum seperti ini mampu menyeiringkan berbagai pemikiran, karena cara pemotongan hewan secara halal itu sedikit sekali. Ini misi besar menyatukan pikiran dan gerakan kita bersama bukan sekadar industri, tapi misi menyelamatkan kehidupan," ujarnya Mantan Menteri Sosial RI ini juga mengungkapkan, saat ini dunia tidak memandang korelasi antara industri halal dengan mayoritas agama di sebuah negara. Pasalnya industri halal saat ini menjadi lifestyle global. "Inilah banyak negara-negara yang mayoritas penduduknya tidak beragama muslim, namun memiliki visi untuk mengembangman produk halal," katanya. Sementara itu, Ketua Umum MUI Jatim Moh Hasan Mutawakkil Alallah menyampaikan aspirasinya atas Jatim sebagai pusat industri halal, utamanya sebagai pusat RPH yang halal. Atas hal itu, diperlukan percepatan sertifikasi halal RPH serta juru sembelih halal. Dia menyebutkan, pentingnya satuan gugus tugas yang terbentuk antara Pemprov Jatim dan MUI untuk mempersiapkan RPH bersertifikat halal. "Percepatan sertifikasi halal untuk RPH ini sangat dibutuhkan. Dari 130 RPH di Jatim, baru 14 bersertifikasi halal per 2023 dan dimiliki oleh swasta. Tahun ini jumlahnya meningkat jadi 55. Ini yang menjadi persoalan, setiap RPH diharapkan bisa mempunyai juru sembelih halal," tandasnya. (bin)

Sumber: