Saling Menghargai dan Momen Menghapus Dosa

Saling Menghargai dan Momen Menghapus Dosa

Surabaya, Memorandum.co.id - Bulan suci ramadan merupakan bulan yang sangat diantikan bagi seluruh umat muslim. Sebab, di bulan ini banyak keberkahan dan niscaya kebaikan akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. "Selamat menunaikan ibadah puasa 1444 Hijriah kepada semuanya yang menjalankan. Dengan doa yang saya panjatkan, semoga ibadah puasa kita benar benar diterima Allah SWT senagaimana hadist nabi barang siapa yang melaksanakan ibadah puasa ramadan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni. Selamat semuanya," kata Buchori Imron anggota DPRD Surabaya kepada Memorandum. Mantan Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini juga menghimbau masyarakat agar tetap menjaga kekhidmatan ibadah pusa Ramadan kali ini. Sebab, tuhan memberikan nikmat bagaimana momentum puasa kali ini tidak dalam keadaan pandemi Covid-19. "Syukur alhamdulillah, puasa kali ini dijauhkan dari pandemi Covid-19. Memang harus berhati hati karena dua tahun kita dilanda pandemi. Jangan sampai karena ketereloran atau kekurang waspadaan kita, sehingga benih benih virus itu muncul kambali," kata Buchori Imron. Setidaknya poin protokol kesehatan itu tercantum dalam Surat Edaran (SE) Pemerintah Kota Surabaya Nomor 100.34/ 7055/ 436.8.6/ 2023 tentang pelaksanaan kegiatan di Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 Masehi. Dalam SE tersebut yakni mengatur tentang pelaksanaan ibadah di masjid/mushala, dilakukan secara tertib dan disiplin sesuai dengan protokol kesehatan. Buchori menambahkan selain prokes penting juga untuk saling menghormati bulan puasa ini. Dimana bulan puasa ia mengimbau untuk cafe atau rumah makan menyediakan tirai atau tidak membuka sepenuhnya. "Sangat baik, karena ini bulan puasa ramadan dimana memang ada perintah menghormati orang pusa, cuma kita sebagai warga negara yang menjaga kerukunan dan kebersamaan saling menghormai di negara bineka tunggal ika. Tujuan wali kota bagus, supaya adat ketimuran dijaga kususnya di kota surabaya yang memang kota ini sangat homogen, kalau di tempat ibadah harus betul betul penuh kekhusukan, penuh keramah tamahan, penuh kemakmuran," pungkasnya.. (alf)

Sumber: