KPU Tulungagung Pastikan Coklit Berjalan Maksimal

KPU Tulungagung Pastikan Coklit Berjalan Maksimal

Tulungagung, Memorandum.co.id - Pembentukan Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) oleh KPU di setiap desa pada pertengahan Februari 2023 lalu merupakan awal dilaksanakannya kegiatan pencocokan dan penelitian (Coklit) data calon pemilih untuk pemilu 2024. Hal itu disampaikan oleh Komisioner KPU Tulungagung Divisi Perencanaan Data dan Informasi, Safari Hasan. Ari, sapaan akrab Safari Hasan mengatakan, sejauh ini kegiatan coklit manual dan proses input data ke aplikasi sudah hampir seratus persen. Pihaknya yakin, pada 14 Maret 2023 (hari ini), progressnya sudah sampai 100 persen. "Kita sudah maksimal. Sebelum dateline tanggal 14 saja kita sudah hampir 100 persen coklit manualnya, tinggal input data ke aplikasi ecoklit," ujarnya. Ari mengungkapkan, sesuai dengan target yang ditetapkan, pelaksanaan coklit harus sudah selesai pada tanggal 14 Maret. Untuk selanjutnya dilanjutkan dengan pleno dari tingkat Panitia Pemungutan Suara (PPS), kemudian dilanjutkan pleno di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan diteruskan hingga KPU. Setelah itu lalu dilakukan penyusunan daftar pemilih Pemilu 2024. Kendati sudah dilakukan pencoklitan, namun proses pemutakhiran data pemilih Pemilu 2024 terus akan berlangsung hingga 8 Februari 2024 mendatang, atau seminggu sebelum pelaksanaan Pemilu. "Pemutakhiran data itu terus berjalan, sampai menjelang pelaksanaan pemilu nanti," jelasnya. Disinggung terkait kendala selama proses coklit, Ari mengakui kendala kondisi geografis alam di wilayah pegunungan cukup dirasakan oleh Pantarlih yang bertugas di lokasi tersebut, termasuk rumah penduduk yang terpisah dari perkampungan. Kemudian cuaca hujan juga sempat menjadi kendala, namun bisa diatasi oleh Pantarlih di lapangan. Sedangkan untuk wilayah perkotaan, kendala yang kerap dihadapi adalah masyarakatnya yang memiliki mobilitas tinggi. Sehingga, kendati kerap didatangi rumahnya untuk dicoklit, namun yang bersangkutan tidak ada karena masih kerja atau sedang keluar kota. "Kendala tentu ada, terutama soal kondisi geografis dan kendala lain seperti orang yang tak bisa ditemui dan lain-lainnya," pungkasnya. (fir/mad)

Sumber: