Petakan 3 Titik Kolam Retensi untuk Atasi Banjir Kali Lamong, Kapasitas 600 Ribu Kubik Air
Gresik, Memorandum.co.id - Banjir luapan Kali Lamong masih menjadi momok tahunan di wilayah Gresik selatan. Tahun 2024, pemerintah daerah menyiapkan langkah strategis dengan membangun kolam retensi atau kolam penampungan air di tiga titik. Kapasitasnya diperkirakan mampu menampung 600 kubik air. Hal itu disampaikan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat meninjau lokasi banjir di Desa Morowudi, Kecamatan Cerme, kemarin. Ia mengatakan, selama dua tahun terakhir pihaknya sudah menggencarkan normalisasi sungai. Namun dinilai ada kebutuhan lain yakni kolam retensi yang berfungsi sebagai kantong - kantong air. "Kami melihat ada kebutuhan terkait kolam - kolam retensi, kolam - kolam penampung air. Yang mana titik terendahnya sudah kami petakan. Yakni di Tambakberas, Kecamatan Cerme, evelasinga itu terendah. Kami mengidentifikasi ada tanah aset pemkab. Mudah - mudahan tahun depan (2024, red) ini bisa dimulai," jelas Gus Yani, sapaan akrab bupati Gresik. Tidak hanya di Tambakberas, Pemkab Gresik memetakan sejumlah titik lain. Karena sifatnya tidak bisa terpusat di satu titik saja. Sehingga dibutuhkan hampir di setiap kecamatan yang terdampak problematika banjir. Terutama di wilayah hulu. Seperti di Desa Sedapurklagen, Kecamatan Benjeng. "Di sana titik elevasinya terendah, saya sudah sampaikan ke Sekda dan DPUTR bahwa Sedapurklagen harus punya kolam retensi seluas 5 hektar. Karena di sana air selalu masuk ketika banjir. Kemudian bergeser ke Kecamatan Kedamean, yakni Desa Cermenlerek," imbuh mantan Ketua DPRD Gresik itu. Pembangunan kolam retensi itu menjadi kewenangan pemerintah daerah. Dengan maksimal lahan yakni lima hektar di setiap titik. Asumsi satu titik dengan kedalaman empat meter, setiap kolam retensi nantinya mampu menampung 200 ribu kubik air. Sehingga total 600 ribu kubik. "Sehingga debit Kali Lamong berkurang," jelasnya.(and/har)
Sumber: