Representasi Polisi Santri, Kapolres Gresik: Satu Keteladanan Lebih Baik dari Sejuta Arahan

Representasi Polisi Santri, Kapolres Gresik: Satu Keteladanan Lebih Baik dari Sejuta Arahan

Gresik, Memorandum.co.id - Satu keteladanan lebih baik dari sejuta arahan. Begitulah slogan yang dipegang teguh Kapolres Gresik, AKBP Mochamad Nur Azis. Perwira menengah Polri yang memiliki latar belakang pondok pesantren (ponpes) ini menjadi salah satu representasi polisi santri yang menjunjung tinggi keteladanan. Pria kelahiran Desa Cengkok, Kecamatan Ngronggot, Kabupaten Nganjuk ini pernah nyantri di Ponpes Al Islah, Bandarkidol, Kota Kediri. Background sebagai santri itu terus melekat bahkan ketika menjadi orang nomor satu di Polres Gresik. Ketawadhu'an terus terpancar dari tindak tanduknya. Sejak awal menjabat sebagai Kapolres Gresik September 2021, lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 2002 itu tindak menunda - nunda untuk menyambung tali silaturahmi dengan para tokoh agama, pesantren dan semua kalangan masyarakat. AKBP Nur Azis juga berziarah ke makam waliyullah Sunan Maulana Malik Ibrahim dan Sunan Giri sebagai wujud penghormatan terhadap pembabat alas penyebaran agama Islam di Indonesia. "Mereka adalah pendahulu, kita berdoa untuk keberkahan semua," tukas perwira menengah Polri dengan dua melati di pundak. Kehidupannya di ponpes semasa sekolah menorehkan catatan penting dalam perjalanan karirnya. Nilai - nilai kehidupan yang diperoleh dari para kiai dan ulama kini menjadi pegangannya. Salah satunya tentang keteladanan. "Satu keteladanan lebih baik daripada sejuta arahan. Itu yang selalu saya pegang," tandas mantan Kapolres Ponorogo. Di Kabupaten Gresik, ia masif mendatangi ponpes - ponpes untuk bersilaturahmi. Menurutnya, langkah ini penting dalam rangka menciptakan situasi kamtibmas yang aman, tertib dan terkendali. AKBP Nur Azis meyakini kondusifitas kamtibmas tidak akan tercipta tanpa sinergitas yang kuat bersama seluruh elemen masyarakat. Termasuk dalam penanganan pandemi Covid-19. Kapolres AKBP Nur Azis mengajak kalangan pesantren untuk menjadi corong sosialisasi protokol kesehatan (prokes). Tidak berhenti di situ, ponpes juga terdepan dalam menggencarkan vaksinasi. Mulai dosis 1, 2 hingga booster. Berkat sinergitas yang kuat itu, kondusifitas kamtibmas di Kota Pudak berjalan aman dan terkendali. AKBP Nur Azis tetap berharap para kiai dan ulama selalu bersinergi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. "Ini pentingnya sinergitas ulama dan umara," tegasnya. Tidak hanya dengan kalangan pesantren, nilai - nilai keberagaman yang ia peroleh selama nyantri juga dipakai dalam membangun sinergitas dengan seluruh elemen masyarakat. Lintas kultural, lintas agama dan lintas sektoral. Baginya, keberagaman dalam hidup merupakan hal yang pasti. Dan itu adalah keindahan. Begitupun sinergitas dengan jajaran Forkopimda Gresik. AKBP Nur Azis sangat aktif membangun komunikasi dan kolaborasi dalam berbagai program - program pemerintah. Salah satunya saat penanganan pandemi Covid-19, kebencanaan, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan lain sebagainya. Saking lekatnya dengan santri, selama menjabat Kapolres Gresik mengusung tagline KOTA SANTRI. Akronim dari Kerjasama, Objektif, Teladan, Amanah, Silaturahmi, Adil, Netral, Tangguh, Religius dan Inovasi. "KOTA SANTRI itu yang kami lakukan selama menjabat sebagai Kapolres Gresik," tutupnya.(and/har)

Sumber: