OTC Unusa Dampingi Produk Ponpes untuk Diekspor
Pemateri memberikan kiat dalam memasarkan produk. Surabaya, memorandum.co.id -Sebanyak sebelas pondok pesantren di Jatim didampingi OPOP Training Center (OTC) Universitas Nahdlatul Ulmama Surabaya (Unusa) dalam upaya menyiapkan produk yang dihasilkan untuk bisa menembus pasar ekspor. Kegiatan ini diawali dengan acara workshop produk ekspor, yang dilatarbelakangi banyaknya potensi produk pesantren yang bisa menembus pasar ekspor namun masih terkendala tata aturan dan belum optimalnya cara promosi dan pengemasan sesuai standar ekspor. "OTC Unusa terpanggil untuk mendampingi agar realisasi ekspor dapat dilakukan," kata Ketua OTC Unusa Denis Ferdita Karya, Minggu (20/11). Denis menjelaskan, kegiatan OTC Unusa adalah realisasi dari amanah yang diamanatkan Gubernur Jatim melalui SK No 188/27/KPTS/013/2020 tentang Penunjukan Unusa sebagai Pengelola OPOP Training Center dan Peraturan Gubernur No 62 Tahun 2020 tentang One Pesantren One Product yang menunjuk Unusa sebagai bagian dari kegiatan pusat training OPOP. Menurut Denis, terdapat banyak potensi yang dimiliki pesantren di tiap daerah Jatim yang belum dioptimalkan. Program OPOP ini memberdayakan pesantren-pesantren untuk menggali potensi yang dimiliki dan menghasilkan produk produk unggulannya agar memiliki daya saing di industri. Mengutip Kemenag, kata Denis, pondok pesantren siap mengambil peran dalam mewujudkan ekosistem global halal hub sebagai gerakan nasional sinergitas menuju Indonesia Pusat Produsen Halal Dunia 2024. "Banyaknya pesantren yang produknya merambah pasar ekspor membuat adanya kebutuhan sekaligus peluang bagi pesantren-pesantren binaan OPOP Jatim melalui OTC untuk mendapatkan dukungan. Salah satunya melalui coaching clinic yang diberikan oleh OTC Unusa sebagai mitra OPOP Jatim dalam pembinaan entrepreneurship pesantren di Jawa Timur," katanya. Pada tahap awal, kata Denis, OTC akan membekali pondok pesantren yang memiliki produk layak ekspor lewat pendampingan teknis, mencarikan pasar ekspor, dan sekaligus menajagi realisasi ekspor. "OTS akan terus mendampingi hingga produk dari pondok dapat dieskpor dan terima di pasar," tandas dia. Sementara dalam kegiatan workshop, Mohammad Rijal Iskandar yang menjadi salah satu pembicara mengatakan, branding merupakan hal penting yang harus dilakukan pondok pesantren untuk memasarkan produknya. Merek menjadi salah satu branding yang tepat agar produk tersebut memiliki identitas. "Pentingnya merek sebagai tanda pengenal sebagai salah satu ciri khas dari produk dan jaminan mutu produk tersebut," ungkapnya. (bin)
Sumber: