ISKI Deklarasikan Komunikasi Kebangsaan pada Communication International Conference 2022
Surabaya, memorandum.co.id - Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) menyelenggarakan Conference Internasional Communication (CIC) di Surabaya, Senin (7/11/2022). Kali ini pimpinan dan anggota ISKI dari berbagai wilayah di Indonesia menyampaikan Deklarasi Komunikasi Kebangsaan. "Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat persatuan, kesatuan dan solidaritas masyarakat Indonesia,” ujar Ketua Umum PP ISKI Dadang Rahmat Hidayat. Lebih dari itu, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi akademisi, peneliti, ahli, profesional, praktisi, mahasiswa program doktor dan magister, pengambil kebijakan di bidang komunikasi, NGO. Deklarasi komunikasi kebangsaan merupakan kegiatan lanjutan dari deklarasi komunikasi kebangsaan di Aceh pada 2019. ISKI Pusat dan ISKI Jatim menguatkan kolaborasi inklusif keilmuan dan praktik profesi komunikasi yang makin dinamis, serta menguatkan kolaborasi dan kampus komunikasi dunia. Dadang Rahmat Hidayat menambahkan komunikasi digital telah menjadi bagian dari kehidupan manusia saat ini. Interkonektivitas, kecepatan, dan volume yang semakin besar menandai transformasi dari komunikasi sebelumnya ke arah komunikasi berbasis digital. ISKI berupaya untuk membangun tafsir dan paradigma berpikir tentang komunikasi di era digital memberikan tantangan sekaligus membuka peluang untuk meningkatkan martabat kehidupan manusia dan kemanusiaan melalui 11 panel diskusi. Diskusi panel dimoderatori oleh Dosen Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur Aulia Rahmawati, PhD. Keynote Speaker pada acara ini Dr. Christina Schumann (Technische Universitat Ilmenau, Germany) tentang Information Avoidance a Problem of Modern Societies in the Digital Era, MD Azalanshah, PhD (University Malaya, Malaysia) tentang Popular culture, Malay youth and the state's moral project in the digital real, dan Prof. Rachmah Ida, Ph.D membahas tentang “Beyond Digital Communication: Opportunities and Challenges for Humanities”. Acara bertema Beyond Digital Communication “Opportunities and Challenge for Humanities” diikuti 140 peserta yang terdiri dari peserta offline dan online. (gus)
Sumber: