Operasi Semeru 2022 Berakhir, Satlantas Polres Jember Tekan Angka Laka Lantas

Operasi Semeru 2022 Berakhir, Satlantas Polres Jember Tekan Angka Laka Lantas

Jember, Memorandum.co.id - Hasil capaian empat belas hari Operasi Semeru 2022, Polres Jember berhasil menekan terjadinya angka Laka Lantas dibandingkan dengan operasi Semeru tahun 2021, yang melibatkan 102 personil Satlantas Polres Jember. Kasat Satlantas Polres Jember, AKP Enggarani Laufria melalui Kaposko Operasi Semeru 2022, Ipda Kukun Waluwi Hasanudin menerangkan, Operasi Zebra Semeru 2022 dimulai pada tanggal 3 Oktober 2022 dan akan berkahir di tanggal 16 Oktober 2022, menurunkan angka kejadian dan korban meninggal dunia. "Berhasilnya menekan angka kejadian lakalantas satlantas di wilayah operasi kewilayahan hukum Polres Jember, telah memaksimalkan dilapangkan dengan menurunkan seratus dua personil baik dalam penjagaan, pengaturan, pengawalan atupun Patroli," kata Kaposko Operasi Semeru 2022, Senin (17/10/2022). Masih kata Ipda Kukun Waluwi Hasanudin, dalam pelaksanaan petugas mengedepankan kegiatan Preemtif dan Preventif dengan tindakan teguran baik tertulis maupun lisan kecuali pelanggaran yang potensi lakalantas ataupun terjadinya vatalitas lakalantas. "Fungsi operasi Semeru terus/rutin digelar merupakan sebuah bentuk kecintaan negara dan kecintaan kepolisian terhadap masyarakat. Lantaran masih tingginya angka kejadian dan korban meninggal akibat kecelakaan," jlentreh Ipda Kukun Waluwi Hasanudin yang juga menjabat Kepala Urusan administrasi Satlantas Polres Jember. Keberhasilan operasi Semeru ditahun 2022 bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di bulan Oktober dan selama 14 hari yang sama tahun 2021, angka kejadian kecelakaan menurun dari 25 turun ke angka 11 kasus dan korban meninggal 1 orang sekarang nihil, sedangkan luka berat tetap sama yakni 2 korban, Sementara luka ringan 29 orang menurun 13 orang (korban). "Keberhasilan kegiatan pelaksanaan operasi Semeru 2022 telah menekan jumlah angka kejadian lakalantas dan Vatalitas lakalantas mengalami peningkatan bila dibandingkan dari jumlah pelaksanaan operasi Semeru di tahun 2021, " beber Ipda Kukun Waluwi Hasanudin. Pelanggaran yang masih mendominasi adalah pelanggaran rambu-rambu, dan tidak menggunakan helm, sebagai pemicu tingginya angka kejadian dan kematian korban lakalantas. "Ingat kejadian kecelakaan dan Vatalitas lakalantas terjadi di awali lebih dulu pelanggaran, melanggar dilarang membelok, dan melewati marka jalan serta tidak menggunakan helm, sebagai pemicu tingginya angka kejadian dan tingginya korban meninggal, " tegas Kukun panggilan akrabnya. Ipda Kukun, mengimbau pada pengguna jalan umum baik kendaraan roda empat dan roda dua bermesin maupun sepeda onthel (pancal), lebih berhati-hati dan mematuhi rambu-rambu serta jangan tergesa-gesa. (edy)

Sumber: