Awas, Akses Perlintasan KA dan Jalan Raya Jember-Banyuwangi Terancam Putus

Awas, Akses Perlintasan KA dan Jalan Raya Jember-Banyuwangi Terancam Putus

Jember, Memorandum.co.id - Ancaman dan potensi terputusnya akses jalur rel kereta api dan jalan raya Jember - Banyuwangi akan terjadi bila temuan BPBD dan PMI Kabupaten Jember tidak dilakukan mitigasi bencana oleh semua pihak. Meski potensi bencana tanah longsor di wilayah kecamatan Silo, Jember tersebut tidak secara langsung mengancam perkampungan padat penduduk, namun rawan bagi kelangsungan akses kereta api dan jalan raya dari Jember menuju Banyuwangi. Potensi ini ditemukan setelah BPBD dan PMI Kabupaten Jember saat melakukan assesment di kebun kopi milik warga di dusun Tanah Manis, desa Sidomulyo, Kec. Silo, Jember. Tergabung dalam kegiatan assesment ini yakni, Ka Bid Kedaruatan BPBD Penta Satria bersama seorang anggota Tim Reaksi Cepat. Dari PMI Jember, Pengurus Ka bid Penanggulangan Bencana, Imam Muslim, Gigih,dan Imam staf PMI Jember. Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Kabupaten Jember, Mamang Pratidina, menjelaskan dari kajian cepat tim di lapangan, ditemukan lahan kopi milik Ahmad Mahrus, mengalami retakan tanah dengan lebar dan panjang bervariasi. Lebar antara 30 hingga 50 centimeter dengan panjang total sekitar 700 meter mengitari kebun kopi seluas 2 hektar lebih. "Ahmad Mahrus mengungkapkan pada tim, retakan mulai nampak sejak 2 tahun terakhir , " kata Mamang Pratidina, Ketua Bidang PB PMI Jember, Kamis (13/10/2022) Menurut Mamang, lokasi potensi ini cukup rawan. Meski tidak pada pemukiman, ancaman pada fasilitas umum. Karena di bawahnya terdapat lintasan kereta api Jember menuju Banyuwangi yang hanya berjarak sekitar 300 meter. Tepat di atas lokasi tersebut adalah jalan raya akses terdekat satu satunya antara Kabupaten Jember dan Banyuwangi. Ironisnya tepat di bawah bahu jalan yang longsor beberapa waktu lalu, dan kini masih dalam proses perbaikan. Jarak antara potensi longsor dan bahu jalan hanya sekitar 100 meter. Resiko lain jika diilustrasi tanah longsor ini, akan menyumbat aliran mata air sungai Kebun Tanah Manis, lalu membentuk bendung alam, kemudian menjadi biang banjir bandang. Dampaknya, ribuan warga di dusun Garahan Kidul desa Sidomulyo dan dusun Curah Mas, desa Pace Kecamatan Silo. Jember. "Dari assesment terhadap potensi tersebut PMI Jember merekomendasikan kepada pemerintah perlunya semua stekholder baik pihak kehutanan dan KAI serta PU Bina Marga, melakukan mitigasi bencana bersama dalam upaya penanggulangan (mengurangi resiko) paling sederhana memberikan edukasi kepada warga Garahan Kidul dan Curah Mas, agar segera sadar kawasan tersebut sangat rawan bencana tanah longsor, " jlentreh Mamang Sementara dari keterangan Ahmad Mahrus, petani kopi penggarap lahan berpotensi bencana tanah longsor ini, terungkap telah muncul lebih dari sepuluh mata air yang tiba - tiba muncul ketika beberapa kali hujan mengguyur kawasan ini. Gejala ini diindikasikan sebagai tanda tanda awal terjadinya tanah longsor. (edy)

Sumber: