Sebulan, RPK Viaduct Gubeng Raup Omzet Rp 88 Juta

Sebulan, RPK Viaduct Gubeng Raup Omzet Rp 88 Juta

Surabaya, memorandum.co.id - Pendapatan Rumah Padat Karya (RPK) Viaduct yang berada di Jalan Nias, Kecamatan Gubeng, mampu meraup omzet puluhan juta rupiah setelah diresmikan 28 Mei 2022 lalu. Camat Gubeng Eko Kurniawan Purnomo mengatakan, RPK Viaduct tersebut banyak diminati warga Surabaya karena tempatnya yang strategis dan kekinian. Eko menjelaskan, paling banyak diminati dari RPK Viaduct yaitu coffee shop-nya. Selain kekinian, juga instagramable dan sangat pas untuk tempat meeting bersama teman kantor. "Banyak digemari pengunjung, karena suasananya seperti di rumah sendiri, cocok lah untuk ngopi," kata Eko, Selasa (26/7). Di RPK Viaduct, nukan hanya coffee shop saja, tetapi juga ada barber shop (cukur rambut) hingga cuci motor dan mobil. Dari tiga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) itu, yang paling banyak diminati masyarakat adalah coffee shop, sedangkan barbershop dan cuci kendaraan, menurut Eko masih kurang diminati dan belum maksimal. Alasan kurang maksimalnya dua usaha tersebut, Eko mengungkapkan, karena warga MBR yang bekerja masih butuh pelatihan lebih mendalam. Selain itu, tempat untuk cuci motor dan mobil belum maksimal karena tempat yang kurang memadai. "Sementara ini hanya menjalankan coffee shop, karena yang potong rambut itu ternyata tidak sesuai passionnya. Sedangkan cuci mobil dan motor, tempatnya belum memadai, rencananya di 2023 kita siapkan di Kantor Kelurahan Baratajaya," kata dia. Meskipun yang berjalan hanya coffee shop, omzet RPK Viaduct cukup memuaskan. Yakni meraup omzet hingga Rp 88 juta per bulan. Omzet itu nantinya digunakan untuk gaji, biaya operasional dan masih banyak lainnya. "Ada 23 MBR yang bekerja, masing-masing mendapat gaji antara Rp 1,5 - Rp 2 juta per bulan," sambungnya. Agar pendapat meningkat, dia bersama jajarannya juga mempromosikan RPK Viaduct melalui sosial media (sosmed). Selain itu, juga menggandeng sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) untuk meningkatkan skill MBR yang bekerja di tempat tersebut. "Tentunya kita terus melakukan evaluasi. Jadi tidak hanya coffee shop saja, kami juga menghadirkan pelatih dari bidang lain untuk meningkatkan pendapatan MBR bisa sampai Rp 4 juta perbulan," pungkasnya. (bin)

Sumber: