RPK Viaduct Gubeng, Wasek PDI-P: Rekomended Pangkas Rambut dan Ngopi

RPK Viaduct Gubeng, Wasek PDI-P: Rekomended Pangkas Rambut dan Ngopi

Achmad pangkas rambut di RPK Viaduct Gubeng. Surabaya, memorandum.co.id - Rumah Padat Karya (RPK) Viaduct di Jalan Nias, Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, diapresiasi banyak pihak. Tak terkecuali oleh Wakil Sekretaris DPC PDI Perjuangan Surabaya Achmad Hidayat. RPK Viaduct disokong sejumlah fasilitas, mulai dari coffee shop, barber shop (pangkas rambut), hingga cuci motor dan mobil. Achmad lantas menjajal untuk memangkaskan rambutnya di sana. "Ini tadi sudah potong rambut. Selain ongkosnya murah hanya Rp 25 ribu, hasil potongannya juga bagus. Rekomended pokoknya. Karena itu, kami mendorong agar masyarakat juga bisa ke sini untuk meningkatkan kepercayaan diri warga MBR yang merintis usaha," ujar Achmad Hidayat, Minggu (17/7). Usai pangkas rambut, Achmad kemudian rehat sejenak di lokasi. Menurutnya, suasana RPK Viaduct Gubeng teduh dan nyaman. Tak ayal, digandrungi oleh para milenial. Hal ini tak terlepas dari gaya arsitektur RPK Viaduct Gubeng yang dinilai instagramable, sebab bekas peninggalan Belanda. Kemudian dipoles sedemikian rupa hingga ditambahkan fasilitas lapangan basket yang tersedia di area belakang. "Dari tiga usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di Rumah Padat Karya Viaduct Gubeng, memang yang paling banyak diminati masyarakat adalah coffee shop-nya," ucap Achmad. Achmad menjelaskan, sejak diresmikan satu bulan yang lalu, omzet RPK Viaduct Gubeng cukup memuaskan. Yakni, meraup omzet hingga Rp88 juta per bulan. Omzet itu nantinya digunakan untuk gaji, biaya operasional, dan masih banyak lainnya. Total ada sebanyak 23 orang warga Surabaya berstatus masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dipekerjakan. Pendapatan mereka rata-rata mencapai Rp 4 juta per orang dalam setiap bulan. Achmad Hidayat lantas melayangkan apresiasi atas gagasan Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji itu. Pemkot Surabaya dinilainya mampu berinvoasi membuka rumah padat karya di sejumlah kecamatan guna menyerap tenaga kerja yang berasal dari warga MBR. "Tempatnya bagus dan buat orang kerasan, lalu sajiannya juga menarik. Melalui rumah padat karya ini, mari kita gelorakan semangat berkolaborasi," seru politisi milenial PDI-P itu. Di samping itu, Achmad juga mengajak agar sejumlah influencer dan warga mensosialisasikan sejumlah RPK, sehingga mampu mengundang kebih hanyak partisipasi publik. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan taraf hidup warga surabaya dengan menekan angka pengangguran. "Jadi yang namamya keadilan sosial itu ada, karena Pemkot Surabaya diminta turut memberikan solusi. Yakni, dengan memunculkan rumah padat karya yang mampu menjadi ruang untuk mencari pendapatan sembari pengembangan kompetensi," tuntas Achmad. (bin)

Sumber: