Mahasiswa KKN Untag Surabaya Luncurkan BET CERIA

Mahasiswa KKN Untag Surabaya Luncurkan BET CERIA

Surabaya, Memorandum.co.id - Salah satu mahasiswa yang mengikuti program Surabaya Mengajar, Umi Laili Nararrya Putri dari Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945  Surabaya melakukan asistensi mengajar pada siswa berkebutuhan khusus di SDN Sutorejo 1/240. Selama kegiatan magang di sekolah yang berlangsung 3 bulan, di bawah bimbingan Rahma Kusumandari, Psikolog sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan, Lala menemukan bahwa ada siswa slow learner di sekolah tersebut dan perlu bimbingan khusus untuk kemampuan calistung (membaca, menulis, dan menghitung). Oleh karena itu, Lala menyusun media pembelajaran yang diberi nama BET CERIA. "Media pembelajaran BET CERIA (Buklet Edukatif Tematik) merupakan media untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku. Didalam buku terdapat tulisan dan gambar yang didesain berwarna-warni yang mengandung unsur pendidikan maupun edukasi terkait dengan tema pembelajaran tematik yang akan diajarkan," kata Lala. Di dalam BET tersebut terdapat 4 bab yang memiliki topik berbeda-beda. Bab 1 berisi menulis kata paten yang berada di awal, tengah, maupun akhir kalimat. Pada bab ini terdapat gambar dan kotak yang sudah diberikan garis bantuan untuk subjek dapat mengisi kata sesuai dengan gambar. Bab 2 berisi mencocokkan gambar dengan kata. Gambar tersebut merupakan jenis-jenis profesi yang ada di Indonesia sehingga anak dapat menarik garis antara gambar tersebut dengan kata yang sesuai. Pada bab 3, berisi mengelompokkan gambar sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Disediakan stiker hasil jasa sehingga siswa dapat menempelkan pada template yang sudah disediakan. Terakhir pada bab 4 berisi melengkapi kata dan membaca. "Terdapat gambar hasil jasa yang dilengkapi dengan beberapa kalimat penjelas. Siswa diminta untuk melengkapi kata dan membaca kata yang telah dilengkapi," ujar Lala. Dengan adanya BET CERIA ini, Lala berharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis siswa slow learner. Penerapan media pembelajaran ini dapat dilakukan dengan pendampingan dari guru inklusi maupun orang tua. "Terdapat buku panduan yang berisi cara penggunaan yang dapat dibaca oleh pendamping untuk mendampingi siswa belajar," pungkas Lala. (rio)

Sumber: