Kadin Tingkatkan Potensi Jatim Masuk Pasar Thailand

Kadin Tingkatkan Potensi Jatim Masuk Pasar Thailand

Surabaya, memorandum.co.id - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur Adik Dwi Putranto berharap banyak potensi ekonomi Jatim masuk pasar Thailand. Tahun 2018, ekspor Jatim ke Thailand mencapai US$ 449,41 juta. Sementara impor Jatim dari Thailand mencapai US$ 1,133 miliar. Di tahun 2019 ekspor Jatim ke Thailand mencapai US$ 418,3 juta dan impor mencapai US$ 982,29 juta. Dan di tahun 2020 realisasi ekspor Jatim ke Thailand juga masih landai, hanya mencapai US$ 451,92 juta. Sedangkan realisasi impor mencapai US$ 750,1 juta. "Lima tahun terakhir, neraca perdagangan Jatim dengan Thailand selalu minus. Kita kalah dalam banyak komoditas ekspor, utamanya agriculture. Untuk itu, Kadin berharap pemerintah Thailand bisa membantu kami memasarkan produk Jatim di Thailand," ujar Adik Dwi Putranto saat menghadiri pameran Mini Thailand Week 2022 yang diselenggarakan oleh Thai Airways Internasional dan Konsul Kehormatan Kerajaan Thailand di Surabaya. Pada Dutabesar Kerajaan Thailand untuk Indonesia Prapan Disyatat, Adik mengungkapkan keinginan Kadin untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dengan Thailand, khususnya ekspor non migas Jatim agar tercipta keseimbangan antar kedua belah pihak. “Kami berharap Dubes Thailand bisa membantu Jatim untuk meningkatkannya agar terjalin kerjasama perdagangan yang seimbang," tandas Adik. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Promosi dan Perdagangan Luar Negeri Kadin Jatim Tommy Kaihatu mengungkapkan selisih neraca perdagangan antara Jatim dengan Thailand memang cukup besar, impor Jatim dari Thailand hampir dua kali lipat dari realisasi ekspor Jatim dari Thailand. "Kami tidak ingin hanya menjadi pasar bagi Thailand, harus ada kerjasama yang seimbang. Untuk itu, saya juga mengajak mereka untuk berinvestasi disini. kerjasama investasi ini akan menjadi solusi tepat bagi Thailand dan Indonesia. Terlebih kebijakan pemerintah Jokowi saat ini adalah mengurangi impor dengan memaksimalkan potensi dalam negeri," ungkap Tomy. Dengan menanamkan investasi di Jatim, maka Thailand secara otomatis bisa memasarkan produknya di pasar dalam negeri dan luar negeri. Terlebih Thailand cukup unggul dalam hal pengembangan sektor pertanian. "Teknologi pertanian Thailand cukup canggih, mereka bisa berinvestasi alih teknologi atau lainnya. Agar Thailand lebih tertarik, maka Kadin memberikan jaminan kemudahan berinvestasi di Jatim. Mulai perijinan hingga pengurusan dokumen lainnya. Kadin menjamin untuk memproteksi investasi mereka, baik dalam hal regulasi perijinan maupun kecepatan dalam rangka mendapatkan pasar domestik Indonesia yang besar," ungkap Tomy. Nantinya, investasi di sektor pertanian tersebut akan dibawah koordinasi Kadin Jatim yang akan direalisasikan dalam bentuk kemitraan dengan kelompok tani. "Misal ingin investasi pengembangan buah nanas, maka investasi ini tidak tersentral pada satu perusahaan saja tetapi dengan mengajak puluhan kelompok tani sehingga mereka bisa maju bersama. Dan rupanya pak Dubes Prapan Disyatat sangat tertarik," pungkas Tomy.(day)  

Sumber: