Kebijakan Lepas Masker, Pakar Untag Surabaya: Bukti Pemerintah Berhasil Tangani Covid-19

Kebijakan Lepas Masker, Pakar Untag Surabaya: Bukti Pemerintah Berhasil Tangani Covid-19

Surabaya, memorandum.co.id - Belum lama ini, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengeluarkan kebijakan baru terhadap penggunaan masker. Masyarakat kini mulai diizinkan melepas masker pada kondisi tertentu, seperti ketika beraktivitas di ruangan terbuka. Hal ini lantas menuai berbagai respons dari masyarakat. Tak sedikit yang memilih untuk tetap mengenakan masker meski tetap optimistis pandemi akan segera usai. Di lain sisi, tak sedikit pula masyarakat yang mulai tidak memakai masker. Ketua Program Studi (Kaprodi) Doktor Ilmu Administrasi FISIP Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, Prof Dr V Rudy Handoko MS, menjadi salah satu yang turut menanggapi. Menurutnya, kebijakan tersebut dibuat berdasarkan data statistik dan indikasi dari perkembangan Covid-19 di Indonesia. "Jumlah pasien positif Covid-19 kan menurun, tingkat kesembuhan juga semakin tinggi. Sehingga Pemerintah membuat kebijakan tersebuft,” ujar salah satu Guru Besar Untag Surabaya ini, Senin (30/5). Prof Rudy juga menyampaikan, pemberitahuan yang disampaikan presiden tersebut bukan sekadar pengumuman biasa, tetapi pemerintah ingin menunjukkan pada masyarakat atas keberhasilannya dalam menangani Covid-19. “Artinya pemerintah sudah mengendalikan Covid-19 dengan baik, salah satu bukti konkritnya ya dengan adanya pelonggaran protokol Kesehatan di situasi tertentu,” ujarnya. Menurut dosen yang akrab disapa Prof Rudy ini, kebijakan pemerintah dalam melonggarkan penggunaan masker secara tidak langsung dapat meningkatkan psikologis masyarakat. “Dengan ini masyarakat merasa bahwa kondisi sudah jauh lebih baik, terutama untuk berkegiatan secara ekonomi,” cetuanya. Lanjut Prof Rudy, langkah ini selaras dengan target pemerintah yang ingin menekan laju penyebaran Covid-19 sekaligus meningkatkan percepatan pemulihan ekonomi. “Selain itu, juga untuk kegiatan di luar ekonomi, seperti pendidikan. Mungkin ke depan sudah tidak dilaksanakan secara daring lagi,” lanjut pria kelahiran Nganjuk ini. Kendati demikian, Prof Rudy mengimbau agar masyarakat tak menyatakan pandemi telah usai. Untuk itu, dia berharap masyarakat tetap mematuhi aturan dan protokol kesehatan yang berlaku, terutama bagi lansia dan orang-orang yang memiliki komorbid. “Pemerintah dan World Health Organization (WHO) belum menyatakan bahwa pandemi selesai. Pemerintah hanya melonggarkan, bukan berarti kita melanggar protokol kesehatan,” terangnya. Terakhir, Prof Rudy menuturkan bahwan pandemi Covid-19 cukup memberikan efek dan dampak yang luar biasa di segala aspek, sehingga dengan adanya penurunan jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia diharapkan dapat memulihkan kondisi seperti semula. “Pemerintah mengambil kebijakan bukan atas dasar emosional, tentu atas dasar kajian ilmiah. Jadi tetap harus ada kontrol dari pemerintah, sehingga ketika nanti terjadi apa-apa pemerintah dapat membuat kebijakan baru,” tuntasnya. (bin)

Sumber: