Wabah PMK Merebak, Kapolres Bentuk Satgas Penanggulangan Penyakit Sapi

Wabah PMK Merebak, Kapolres Bentuk Satgas Penanggulangan Penyakit Sapi

Lumajang, memorandum.co.id - Ratusan sapi di Dusun Besuki Blok Darungan, Desa Nguter, Kecamatan Pasirian, mendadak lumpuh. Kuat dugaan sapi sapi tersebut diserang wabah penyakit menular pada bagian mulut dan kuku (PMK). Dari informasi di lapangan, sedikitnya 150 ekor sapi tersebut mengalami sakit sejak seminggu yang lalu. Ditandai dengan munculnya bintik merah di bagian lidah sapi hingga menyebabkan mulut sapi mengeluarkan busa terus menerus. Tak hanya itu di bagian kuku juga mengalami luka yang mengakibatkan kaki sapi gemetar. Menyikapi hal itu, Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka Darmawan mengatakan pihaknya telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk melakukan penanganan terhadap keluhan warga Lumajang yang mayoritas beternak sapi. "Saat ini kami bekerja sama dengan Dinas terkait dalam hal ini Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Lumajang sesuai arahan dari kapolda untuk membentuk satgas membantu warga masyarakat," kata Dewa, Selasa (10/5/22) Dewa ingin pendataan hewan mamalia yang terserang penyakit ini segera dituntaskan agar bisa segera ditangani oleh dinas terkait. Tujuannya, jika sapi sudah sehat nilai jualnya bisa lebih tinggi sehingga mampu memberikan manfaat ekonomi lebih tinggi terhadap masyarakat. "Kita akan melakukan pendataan bersama dengan seluruh jajaran polsek, camat dan kepala desa, informasinya di kecamatan lain sudah ada nanti kita data dulu," tambahnya. Dewa menambahkan bahwa konsolidasi antara Polres dan dinas terkait telah dilakukan untuk menangani pagebluk yang terjadi. Sosialisasi tentang perawatan sapi dan kandangnya menurut Dewa akan mulai gencar dilakukan untuk memutus angka penyebarannya. "Yang jelas dinas pertanian dan peternakan akan melakukan konsolidasi dengan menyampaikan perawatan terhadap sapi yang beberapa hari tidak bisa berdiri, lemas sambil menunggu uji sample labnya," tuturnya. Namun, sampai hari ini Dewa mengaku belum bisa memberikan data awal terkait berapa ekor sapi yang telah terjangkit lantaran proses pendataan masih berlangsung. Selain itu, hasil uji lab terhadap air liur dan darah yang dikirimkan ke Surabaya juga belum diterimanya sehingga Dewa belum bisa memberikan informasi penyebab dari kejadian yang ada di Desa Nguter. "Nanti kalau sudah ada data lengkapnya baru bisa kami rilis atau nanti pak bupati yang akan menyampaikan karena satgas baru akan dibentuk tadi pagi," pungkasnya.(Ani)

Sumber: