Dianggap Lalai, DPRD Surabaya Kecam Pengelola Kenpark

Dianggap Lalai, DPRD Surabaya Kecam Pengelola Kenpark

Surabaya, memorandum.co.id - Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Ni'am mengecam pengelola Kenjeran Park (Kenpark). Pasalnya, dia menilai pihak Kenpark lalai atas ambrolnya seluncuran air yang mengakibatkan 16 orang luka-luka pada Sabtu (7/5/2022). Menurut Ghoni, pengelola Kenpark tak mampu mengantisipasi lonjakan wisatawan semasa libur panjang Lebaran, terutama arena wisata yang banyak diminati pengunjung. Dia menduga, pihak pengelola hanya mencari keuntungan, tanpa melakukan kontrol dan perawatan arena wisata. "Saya minta safety-nya diperhatikan kepada pengelola kolam renang. Jangan berorientasi pada keuntungan saja. Karena kan sudah ada kejadian di tahun-tahun sebelumnya," tegas Ghoni. Lanjut politisi PDI Perjuangan ini, dia mendesak pihak pengelola untuk bertanggung jawab dengan menanggung seluruh biaya pengobatan korban, hingga biaya keseluruhan dari musibah yang menimpa para wisatawan. "Pihak pengelola harus bertanggung jawab secara keselurahan terhadap musibah ini," tegasnya. Di samping itu, Ghoni juga mendesak Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (disbudporapar) Surabaya untuk mengecek status perizinan Kenpark. Selain DKKORP, Ghoni juga mendesak Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya untuk kembali menguji kelayakan wahana di Kenpark tersebut. "Bila perlu, bukan hanya Kenpark, namun seluruh pengusaha yang begerak di dunia wisata juga harus diawasi dan diberikan perhatian yang sama. Sehingga posisi pengunjung atau wisatawan itu lebih nyaman dan safety," jelasnya. Kemudian, dia turut mendorong pihak aparat penegak hukum untuk melakukan penyelidikan lebih mendetail atas ambrolnya perosotan air tersebut. "Kami mendorong pihak aparat melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebabnya. Sebelum penyebab itu diketahui, untuk sementara ini kami mendesak untuk ditutup terlebih dahulu," tandasnya. Sementara itu Kepala HRD Waterpark Kenpark Bambang Irianto menjelaskan, untuk kepentingan investigasi Kenpark ditutup sementara. Dia mengaku telah menyampaikan situasi tersebut kepada pemilik tempat wisata. “Sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengungkap permasalahan sebenarnya. Kejadian ini diakibatkan human erroratau apa masih dalam investigasi Kapolsek Kenjeran,” ujarnya. Terkait kondisi wahana, Bambang mengaku pihaknya selalu rutin melakukan perawatan. Perawatan terakhir dilakukan sembilan bulan sebelumnya. “Di tengah pandemi kita juga sudah melakukan perawatan rutin,” kata dia. Menurut Bambang, saat kondisi normal pengunjung bisa mencapai 300-400 orang. Sementara dalam kondisi khusus seperti libur Lebaran, pengunjung bisa mencapai lebih dari 1.000 orang. Kendati demikian, setiap wahana disebut ada petugas yang berjaga. Baik itu wahana yang berada di bawah maupun di atas. “Namun rata-rata, kalau mau ke bawah itu bersama-sama, nggak mau satu-satu. Nah, ini mungkin yang menyebabkan overload lalu ambrol,” tukasnya. (bin)

Sumber: