Empat Penculik dan Pembunuh Bangkit Tertangkap, Dua Buron

Empat Penculik dan Pembunuh Bangkit Tertangkap, Dua Buron

SURABAYA- Gegara masalah uang bisa jadi malapetaka. Seperti yang menimpa Bangkit Manuktu Dunirat (30), asal Jalan Asrikaton, Kecamatan Pakis, Malang. Pria ini sebelum dibunuh secara keji, lebih dulu diculik oleh pelakunya di depan dealer Suzuki United Motor Center (UMC) Jalan Ahmad Yani. Sampai akhirnya jasad korban ditemukan telungkup di bawah jembatan Cangar I, Dusun Jurang Kuali, Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Berkat upaya dari anggota Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, empat dari enam pelakunya berhasil dibekuk. Dalang dari penculikan dan pembunuhan itu adalah Bambang Irawan (27), dan Rulin Rahayu Ningsih (32). Keduanya adalah pasangan suami istri (pasutri), yang tinggal di Perumahan Magersari, Sidoarjo. Bambang dan Rulin ditangkap petugas di salah satu restoran cepat saji di kawasan Jalan Gajah Mada, Sidoarjo. Bahkan, Bambang terpaksa ditembak kakinya karena nekat kabur. "Saat itu tersangka sedang berhenti sejenak dan berencana melarikan diri ke rumah Rulin di kawasan Tuban," kata Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata, Jumat (18/10). Sementara, dua tersangka lain yang ikut dibekuk yakni Kresna Bayu Firmansyah (22), warga Jalan Nyamplungan dan Muhammaf Rezaldy Firmansyah (19), warga Jalan Dinoyo. "Mereka juga kami amankan di dua lokasi berbeda. Kresna kami tangkap di tempat kerjanya di Bratang dan Rezaldi kami jemput di rumahnya," lanjut Leonardus. Dibeberkan Lenardus, peristiwa yang merenggut nyawa Bangkit, asal Sumenep itu bermula pada 2015 lalu. Ketika itu Bangkit masih menjalin hubungan asmara dengan Rulin. Keduanya memang masih sama-sama lajang. Namun, saat menjalani hubungan tersebut, Rulin merasa banyak ditipu oleh Bangkit. "Korban diminta Rulin untuk menjualkan mobil Swift miliknya seharga Rp 93 juta. Tapi, setelah laku, Bangkit hanya memberikan uang sebesar Rp 5 juta kepada Rulin dengan dalih sebagai uang tanda jadi saja," imbuh alumni Akpol 1997 itu. Ternyata janji hanya tinggal janji. Kurang lebih satu tahun, uang penjualan mobil tidak kunjung diberikan oleh Bangkit. Karena masih sayang dengan korban, Rulin merelakan uang hasil penjualan mobil tersebut. Pada 2016, Bangkit kembali memancing emosi Rulin. Suami dari Mei Nuriawati itu mengajukan kredit mobil jenis Yaris atas nama Rulin. Setelah disetujui, bukannya dipakai bersama, Bangkit malah menyimpan mobil tersebut di rumahnya di Sumenep. Kesabaran Rulin akhirnya habis tatkala, sejumlah pria kekar mendatangi tempat tinggalnya. Para pria tersebut adalah debt collector yang berniat menagih pembayaran Yaris yang menunggak beberapa bulan. Geram dengan perilaku pacarnya, Rulin memutuskan untuk mengakhiri hubungan asmaranya. Wanita bertubuh gemuk itu, lalu berkenalan dengan Bambang. Pada awal 2017, Rulin meminta tolong Bambang menemaninya mendatangi rumah Bangkit. Hanya saja, bukan solusi yang diperoleh, mereka malah diusir secara tidak sopan oleh Bangkit, waktu itu. Pada Desember 2017, Bambang dan Rulin mengakhiri masa lajangnya dan akhirnya menikah. Perjalanan hidup keduanya berjalan seperti biasa. Tetapi, kehidupan mereka selalu dihantui oleh penagih utang, hingga pasangan suami istri (pasutri) ini mulai goyah. "Bambang mulai geram. Bahkan, Bambang juga tidak segan membayar orang untuk mencari keberadaan Bangkit," tambah Leonardus. Pada Senin (14/10), itulah mereka dipertemukan dengan Bangkit. Tanpa diduga, Rulin yang sedang menjalani training di dealer di kawasan Ahmad Yani melihat sosok Bangkit. Tidak ingin kehilangan target, Rulin segera menghubungi Bambang dan memberitahu jika di lokasi tersebut ada Bangkit. "Bambang lalu mengajak tiga temannya untuk mendatangi Bangkit di tempat itu. Sempat terjadi cekcok mulut karena Bangkit menolak diajak naik ke mobil Ertiga milik Bambang. Karena dipaksa, korban akhirnya menuruti masuk ke mobil tersebut," tandas mantan Kapolres Mojokerto itu. Sekitar pukul 16.40, di Jalan Ketintang, Bangkit sempat melompat dari mobil tersebut. Namun, oleh empat pria dan satu perempuan itu, Bangkit diteriaki maling. Sontak, teriakan tersebut memancing warga lain sehingga Bangkit kembali tidak berdaya dan kembali masuk ke mobil. Khawatir melarikan diri lagi, para tersangka mengikat tangan Bangkit dengan tali id card milik korban. Mereka kemudian mendatangi lokasi kali pertama menculik Bangkit. "Di sana, Bambang mengajak satu tersangka lain yakni Rezaldi," tegas wakapolrestabes. Bambang dan satu pelaku berinisial IM (buron), kemudian berinisiatif memberi pelajaran terhadap korban. Mereka membawa Bangkit di kawasan Cangar, Batu. Tepat di atas jembatan Cangar, korban ditendang hingga terlempar dari mobil. Selanjutnya, Bambang dan tersangka lain bergantian menghajar Bangkit, dan membenturkan kepala korban ke besi jembatan. "Setelah melihat Bangkit tak mampu berbuat apa-apa, Bambang menendang korban dengan kondisi masih hidup ke jurang di Sungai Watu Ondo. Ironisnya, bangkit sempat berteriak meminta tolong kepada para tersangka di kedalaman 50 meter dari jalan raya," pungkas Leonardus. (fdn/nov)

Sumber: