Tingkatkan Produktivitas UMKM, Mahasiswa Untag Buat Mesin Pemotong Keripik

Tingkatkan Produktivitas UMKM, Mahasiswa Untag Buat Mesin Pemotong Keripik

Surabaya, memorandum.co.id - Banyak produsen keripik, khususnya di Kabupaten Trenggalek yang memproduksi kripik dengan tenaga manual. Hal ini kemudian berdampak pada produktivitas yang rendah. Sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini, Panggalih Priambodoh dan Muhammad Khadiq Yahya, mahasiswa program studi teknik mesin menciptakan rancang bangun mesin pengiris menggunakan pisau rotari dengan variasi putaran motor dan jumlah mata pisau. Inovasi ini pula yang mengantarkan kedua mahasiswa tersebut mendapatkan predikat skripsi menarik dari Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya. Panggalih mengaku, penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh rendahnya produktivitas UMKM keripik yang masih memotong secara manual. "Jadi inisiatif kami adalah membuat sebuah alat pemotong keripik dengan harga yang terjangkau agar industri-industri kecil tersebut dapat memiliki mesin pemotong sehingga produksi dari UMKM tersebut dapat meningkat,” jelas Panggalih, Jumat (25/2/2022). Mesin ini, kata dia, juga bisa digunakan untuk membuat jenis keripik tempe, singkong, ketela atau bisa juga pisang. Di samping memperlambat produksi, pemotongan manual yang dilakukan oleh UMKM keripik juga berdampak pada kualitas keripik. “Kendala yang mereka hadapi adalah waktu pengirisan yang lama serta tebal tipis potongan yang tidak sama dan juga memotong untuk keripik butuh keahlian yang harus dimiliki,” papar Panggalih. Oleh karena itu, dia dan timnya, Muhammad Khadiq merancang mesin pemotong keripik. “Rancangannya lumayan lama, karena terkendala waktu saat bekerja. Kami beberapa kali mengubah desain agar pas dan terlihat lebih enak dipandang dan digunakan,” tuturnya. Sementara itu, Muhammad Khadiq menjelaskan, mesin pemotong kripik tersebut dirancang dengan berbagai alat penunjang. “Syarat utamanya adalah pisau yang dimodel bulat, agar berputar. Lalu rangka yang terbuat dari besi hollow, pillow block, pulley, dan motor alternating current (AC),” sebut Khadiq. Dia pun menjelaskan bahwa mesin pemotong dapat bekerja dengan sangat sederhana dengan daya pada motor 1/4 Hp dengan putaran 1420 rpm, diameter poros yang dipakai 20 mm berbahan S45C, diameter pulley 4 in, 5 in, 6 in berbahan aluminium, bearing dengan diameter dalam 20 mm. “Mesin ini dengan putaran motor AC yang diperlambat dengan varian pulley yang dayanya diteruskan ke pisau yang berputar, lalu bahan keripik tersebut bergerak lurus menuju arah pisau dan akhirnya terpotong,” terangnya. Hasil percobaan mesin pemotong pada tempe didapatkan hasil terbaik pada putaran mesin 591,7 rpm menggunakan satu pisau potong dengan hasil 100 irisan. “Dalam waktu 11 detik dengan persentase banyaknya irisan tempe yang layak adalah 88 % yakni 88 irisan layak, 12 irisan rusak,” jelas Khadiq. Meski demikian, dia menyebutkan, khusus pembuatan keripik tempe, kualitas tempe turut menentukan keberhasilan mesin. “Bahan tempenya harus benar-benar bagus saat digunakan untuk pengujian, karena jika usianya lebih atau kurang sehari tempenya akan hancur, sehingga tempe yang dipakai merupakan tempe sagu khusus untuk keripik,” katanya. Kendati sempat terkendala waktu dan harus lulus sembilan semester, kedua mahasiswa tersebut bersyukur bisa merancang mesin dan berharap mesin rancangannya tersebut dapat bermanfaat. “Rencananya akan diberikan pada UMKM keripik di Trenggalek. Namun mesin ini masih perlu pengembangan dan dirancang lebih sederhana supaya lebih mudal digunakan,” ujar Panggalih. Mereka nantinya akan dikukuhkan sebagai sarjana teknik pada wisuda semester gasal 2021/2022 Untag Surabaya yang akan digelar secara luring pada 5 Maret mendatang bersama 721 wisudawan lainnya. “Senang sekali, karena bisa wisuda offline setelah beberapa tahun diadakan wisuda online, apalagi saat ini saya kuliah molor satu semester jadi rasanya seperti berkah,” tandasnya. (bin)

Sumber: