Sejarawan Tolak Nama Alun-Alun Surabaya, Balai Pemuda Lebih Pantas Disematkan

Sejarawan Tolak Nama Alun-Alun Surabaya, Balai Pemuda Lebih Pantas Disematkan

Surabaya, memorandum.co.id - Disematkannya nama Alun-Alun Surabaya mendapat penolakan dari pegiat sejarah, akademisi, praktisi, dan masyarakat umum yang tergabung di dalam Begandring Soerabaia. Mereka menolak, lantaran pemakaian nama Alun-Alun Surabaya dinilai mengaburkan sejarah Balai Pemuda. Pemerhati cagar budaya sekaligus salah satu pendiri Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo menjelaskan, dari hasil interview puluhan anak muda yang berkunjung di Alun-Alun Surabaya, ternyata banyak dari mereka yang tak paham tempat bersejarah tersebut. Terlebih, tak sedikit masyarakat yang menyebut kompleks Balai Pemuda dengan nama Balai Kota. Sehingga para pegiat sejarah mendesak agar nama Alun-Alun Surabaya segera diganti. “Kembalikan saja ke nama Balai Pemuda. Perkara dalam kompleks tersebut ada fasilitas-fasilitas yang beragam, namanya nanti bisa disesuaikan dengan masing-masing fasilitas yang ada,” terang Kuncarsono, Minggu (16/1/2022). Dia mengungkapkan, di dalam kompleks Balai Pemuda berdiri beberapa bangunan. Di antaranya ada Gedung Utama, Gedung Merah Putih, Balai Budaya, dan Masjid As Sakinah. Dan yang terbaru, dibangun plasa bawah tanah yang kemudian diberi nama Alun-Alun Surabaya. "Misalnya di kompleks Balai Pemuda ada fasilitas masjid, maka nama masjidnya bisa dituliskan ke sebuah papan nama. Begitu pula dengan papan nama yang menunjukkan ruang atau kantor kesenian," jelasnya. Termasuk dengan adanya ruang perpustakaan, imbuh Kuncarsono, maka papan nama perpustakaan bisa disematkan pada bagian bangunan. Jika ruang bawah tanah yang baru itu mau dikatakan sebagai alun-alun, maka di bagian ruang bawah tanah bisa diberi papan nama Alun-Alun Bawah Tanah. “Semua itu fasilitas publik. Memiliki fungsi dan nama yang berbeda-beda namun berada di dalam kompleks Balai Pemuda. Sehingga nama Balai Pemuda yang membawahi ragam fasilitas di kompleks yang direnovasi tersebut," jelas Kuncar. Menurutnya, nama Balai Pemuda lebih pantas disematkan pada kompleks bersejarah itu. Karena sesuai beberapa rujukan sejarah, sejatinya Alun-Alun Surabaya lokasinya berada di kompleks Tugu Pahlawan. Sementara itu, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surabaya Prof Dr Purnawan Basundoro mengaku akan mendiskusikan usulan perubahan nama Alun-Alun Surabaya tersebut bersama Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. "Usulan dari teman-teman sejarawan untuk mengganti nama Alun-Alun Surabaya menjadi Balai Pemuda akan segera saya sampaikan ke wali kota," ucap dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unair dan ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Jawa Timur ini. (bin/fer)

Sumber: