Kunker ke Yogyakarta, Wabup Trenggalek Studi Tiru Desa Wisata
Trenggale, Memorandum.co.id - Wabup Trenggalek, Syah M. Natanegara kembali menggelar studi tiru pengembangan desa wisata. Studi tiru kali ini dilakukan ke Pemkab Sleman. Kunjungan Wabup Syah ditemani tim dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Trenggalek. Rombongan diterima langsung oleh Wabup Sleman, Danang Maharsa di Kantor Bupati Sleman, Rabu (15/09/2021). "Kami ingin mewujudkan Little Jogja di Kecamatan Panggul, harapannya Trenggalek juga akan banyak dikunjungi wisatawan seperti DIY, terutama seperti Kabupaten Sleman ini," ungkap Wabup Syah M Natanegara. Dalam diskusi ini, Wabup Syah menyampaikan, Trenggalek dengan Provinsi DIY memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan. Saat ini pun sejarah itu terus dirawat dengan sudah banyaknya kerjasama yang dilakukan antara Dinas Pariwisata Kabupaten Trenggalek dengan Dinas Pariwisata Provinsi DIY. Meski Trenggalek kota yang kecil, tetapi Wabup Syah memiliki harapan dan cita-cita untuk bisa maju pengelolaan desa wisatanya. "Di tahun 2021 ini, mulai diinisiasi 35 desa wisata dan selama 3 tahun ke depan harapannya bisa terwujud 100 desa wisata," ucapnya. Wabup Sleman selaku tuan rumah pun menanggapi rencana yang disampaikan oleh Wabup Syah dengan sangat apresiatif. Wabup Danang mengungkapkan, tim dari Pemkab Sleman yang diwakili oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman akan sangat terbuka dan membantu apapun yang dibutuhkan oleh Pemkab Trenggalek untuk mengembangkan pengelolaan desa wisata. "Untuk agenda lanjutan studi tiru kali ini, mengajak rombongan dari Trenggalek untuk mengunjungi salah satu desa wisata," tuturnya. Kunjungan dilakukan ke Desa Pentingsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Di sini rombongan dari Trenggalek melakukan dialog langsung dengan pengelola desa wisata yang sudah memiliki manajemen pengelolaan bagus ini. Menurut penuturan Bayu, marketing Desa Wisata Pentingsari, Desa Pentingsari ini sejak awal tahun 2001 sudah memberdayakan potensi lokal yang dimiliki. "Ada potensi alam, budaya, dan masyarakat," ujarnya. Meskipun di tahun 2010 sempat menghadapi erupsi Gunung Merapi, tetapi masih bisa terus bangkit hingga sekarang. "Bahkan sebelum pandemi Covid-19 ini pendapatannya bisa mencapai 4M dalam satu tahun," tutupnya. (red/ag)
Sumber: