Kisah Kepala Biro Memorandum Jember Berjuang Sembuh Setelah Tervonis Covid-19
Jember, memorandum.co.id - Edy Winarko, Kepala Biro Memorandum Jember divonis terpapar Covid-19 dan telah menjalani perawatan intensif di RSD dr Soebandi. Syukur alhamdulillah, Cak Edy berhasil melalui masa inkubasi virus ini dan dinyatakan sembuh. Berikut adalah kisah Cak Edy dari mulai divonis positif, menjalani perawatan, hingga bisa sembuh. Semoga menginspirasi bangkitnya spirit hidup di tengah pandemi. Tak disangka, tak dinyana, setelah dua kali mendapatkan suntikan vaksin sinovac dan selalu disiplin serta patuh protokol kesehatan (Prokes) ternyata masih tetap tervonis positif terpapar virus Covid-19, meski tanpa mengalami gejala sebelumnya atau biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG). Keterkejutan bertambah lantaran tak pernah berkontak langsung dengan orang yang dinyatakan positif Covid-19 maupun mengunjungi daerah yang dinyatakan sebagai zona merah (risiko tinggi). Namun nasib tak bisa ditolak. Usai melakukan peliputan di gedung DPRD Kabupaten Jember mengikuti sidang paripurna yang dihadiri oleh Bupati Jember H. Hendy Siswanto dan Wakil Bupati KH. Muhammad Balya Firjaun Barlaman (Gus Firjaun), hari itu, Senin 21 Juni 2021, sepulang liputan, badan terasa panas dan dingin (meriang), dan semalaman tak bisa tidur nyenyak. Meski begitu, tidak sampai kehilangan kemampuan indera pengecap, rasa penciuman dan lidah perasa yang biasa terjadi akibat Covid-19. Terus mencoba minum dan kumur-kumur Good Water (GW), konon air putih ini dipercaya bisa mengadang datangnya virus Corona dan baik untuk kesehatan tubuh. Selasa, 22 Juni. Paripurna DPRD Kabupaten Jember ditunda dan dilaksanakan tes swab antigen yang diikuti oleh Bupati Jember H. Hendy Siswanto dan anggota DPRD Kabupaten Jember beserta awak media setelah dikabarkan adanya anggota DPRD dinyatakan positif Covid-19. Kamis, 24 Juni 2021. Tiga hari sudah isolasi mandiri, badan terasa tidak berdaya, lemas dan perut terasa sakit bahkan nafsu makan hilang. Berusaha periksa ke dokter, dr. Cholid, yangka praktik tidak jauh dari rumah. Hasil dari pemeriksaan diketahui bahwa mengalami radang tenggorokan dan asam lambung naik. Dua hari mengonsumsi obat resep dokter, namun reaksi obat tak bisa mengurangi rasa panas dan dingin, bahkan perut bertambah sebah, sesak nafas (ngos-ngosan) mulai terasa. Hari itu, Sabtu 26 Juni 2021 malam, kami beranikan diri melakukan koordinasi dengan Plt Dinas Kesehatan Jember, dr. Wiwik Supartiwi dan Kepala Puskesmas Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, dr. Rumi Enggarwati. Minggu, 27 Juni 2021 pagi, kami kedatangan dua petugas menggunakan APD lengkap beserta Ambulance untuk melaksanakan rapid dan swab test dan dinyatakan positif terpapar virus Corona. Hasil tracking, Sang istri pun demikian. Beruntung, untuk memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari kedua anak mendapatkan bantuan dan kepedulian dari warga lingkungan Kebondalem, Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, Jember. Saya akhirnya dirawat menempati Paviliun Anggrek 8, Senin 28 Juni. Swab PCR Diagnostik I hasil dinyatakan positif oleh RSD dr Soebandi Jember di bawah pengawasan dr Angga M.Raharjo, Sp.P. Sementara Istri (Sulastri), sebelum dinyatakan positif Covid-19, sembilan hari sebelumnya menjalani suntik Vaksin tahap I di Lippo Plaza Jember. Dia menjalani Isolasi Mandiri (Isoman) di rumah dalam pantauan PKM Jember Kidul, namun kondisi semakin mengkhawatirkan. Panas dingin dibarengi dengan batuk dan sesak nafas. Selasa 29 Juni 2021, oleh PKM Jember Kidul dirujuk untuk menjalani perawatan di RSD dr Soebandi dan masuk di Paviliun Bougenville di bawah pengawasan dr Wahyu Agung P., Sp.P. Kami merasa terpapar Covid-19 bukanlah sebuah ancaman dan membuat minder serta malu bahkan takut. Seiring berjuang melawan ganasnya virus asal cina itu, kami minta dukungan dan semangat serta support pada rekan sejawat dan relasi dekat. Selama sepuluh hari meringkuk di paviliun Anggrek 8 tak ada aktivitas, hanya tidur dan makan menjalani perawatan, tidak lupa berdo'a, selain itu setiap hari terus berkumur dan minum GW. Setiap pagi, siang dan sore, mendapatkan sekira 5 hingga 8 macam suntikan, melalui slang infus oleh para perawat, baik laki-laki dan perempuan, tapi tidak ada satupun yang tampak jelas karena selalu menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Mereka, para Nakes ini selalu menyapa menyebutkan nama pasien dan menanyakan keluhan-keluhan yang diderita dengan ramah, serta memberikan semangat untuk selalu menghabiskan menu makanan dari rumah sakit. Sedikit terobati rasa sedih yang menyelimuti hati dan pikiran di tengah banyaknya membaca grup WhatsApp dan Facebook tentang kabar duka (Inalillahi wa ina lilahi ro'jiun) setiap hari, belum lagi mendengar RSD dr Soebandi penuh pasien terpapar Covid-19 hingga harus membuka tenda, bahkan yang menjalani perawatan juga banyak yang meninggal. Berkat support dan do'a yang disampaikan oleh rekan sejawat awak media dan relasi bahkan dengan Video Call (VC) menjadi pemompa semangat untuk sehat, tentu dengan melahap menu makan dari rumah sakit. Selalu berpikir positif, dan bahagia, serta jangan lupa selalu berjemur pada pagi hari maupun menjalani olahraga ringan adalah kunci perjuangan melawan virus corona. 6 Juli 2021 pagi dinyatakan boleh pulang untuk melakukan Isoman di rumah. Dua hari kemudian sang Istri baru boleh pulang menjalani perawatan di RSD dr Soebandi Jember. Memasuki hari kesepuluh Isoman di rumah, giat setiap pagi hari berjemur sambil berolahraga dan tak lupa mengabarkan serta pesan tetap jaga kesehatan dengan tertib protokol kesehatan menatuhi ketentuan pemerintah. Corona tidak memilih status korban, apakah itu tua dan muda, baik petugas Nakes, pejabat, artis, maupun wartawan yang setiap hari mengkampanyekan gerakan disiplin prokes kesehatan satgas covid-19. Untuk itu, baik rekan awak media dan para pejabat maupun petugas serta masyarakat, patuhi PPKM Darurat, tetap menjaga kesehatan dengan berjemur dan berolahraga, berpikir positif dan bahagia, serta makan makanan yang bergizi, baik itu vitamin C dan buah-buahan, untuk memperoleh imun tubuh yang sehat.(*)
Sumber: