Serang Petugas Pakai Parang

Serang Petugas Pakai Parang

SURABAYA - Setelah Unit Resmob dan Satreskoba yang menindak tegas dengan menembak mati pelaku kejahatan, kini giliran Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya yang unjuk gigi. Petugas menyarangkan timah panas ke dada penjahat jalanan, hingga menyebabkan pelaku tewas pada Rabu (10/7) siang. Penjahat apes itu adalah Zainul Fanani (32), warga Dusun Nambangan, Desa Ngimbang, Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Fanani merupakan jambret yang dikenal sadis dan tidak segan membacok korbannya dengan parang yang selalu diselipkan di pinggang. "Tersangka ini diduga sebagai anggota komplotan yang kerap beraksi di Surabaya Barat," kata Kapolrestabes Surabaya Kombespol Sandi Nugroho saat rilis di Kamar Mayat RSUD Dr Soetomo, kemarin petang. Sebelum peluru bersarang di dadanya, Fanani berhasil merampas tas milik Inggriani Widjaja. Saat itu, Inge panggilan korban sedang berjalan dari pusat perbelanjaan menuju ke rumah. Mendadak dari belakang, pelaku ini merampas tas berisi ponsel dan sejumlah uang. Merasa dikerjai, Inge berusaha mempertahankan tasnya. Namun, upaya tersebut malah membuatnya celaka. Wanita yang tinggal di kawasan Darmo Permai Selatan itu, sempat terjatuh. Beruntung, tali tas warna biru milik korban terputus, sehingga Inge tidak sampai terseret. Melihat korban terjungkal, beberapa warga yang menyaksikan langsung kejadian itu melaporkan peristiwa itu ke polisi. Unit Jatanras pimpinan Iptu Giadi Nugraha yang menerima laporan, langsung mengintruksikan anggotanya untuk memburu pelaku. Hari itu juga dilakukan penyelidikan secara mobile di kawasan Jalan Made, Citraland. Sampai akhirnya petugas mendapati ciri-ciri yang mengerucut ke arah pelaku yang sedang mengendarai motor. Penjahat ini lalu dibuntuti. Bahkan, saat itu pelaku mengendarai motornya secara ugal-ugalan. "Tidak ingin kehilangan jejak, petugas langsung menghentikan motor tersangka," imbuh mantan Kapolrestabes Medan itu. Tapi upaya penangkapan petugas tidak semulus yang direncanakan. Sebelum mengeluarkan senjata tajam (sajam) jenis parang, lebih dulu Fanani melawan dengan tangan kosong hingga dia membuatnya tersungkur. "Tak mau menyerah, tersangka mengeluarkan parang dan membacok ke arah anggota. Karena membahayakan petugas, tidak ada pilihan lain selain melontarkan satu peluru ke arah pelaku tersebut," kata alumni terbaik Akpol 1995 ini, Selain menjambret, lanjut Sandi, Fanani ternyata juga mengonsumsi narkoba. Sebagian besar uang hasil kejahatannya dipakai untuk membeli sabu. "Masih kami dalami lagi terkait kasus narkoba untuk mencari pemasoknya. Kita juga masih pelajari pola tersangka dalam beraksi untuk mengetahui komplotannya," tandas Sandi. Sementara, Inggriani Widjaja yang juga hadir dalam rilis itu mengaku kaget dengan kinerja polisi yang dinilai cepat merespons dengan menangkap penjahat yang memperdayainya meski harus menembak mati. "Saya beribu-ribu terima kasih kepada upaya yang dilakukan polisi. Dengan kecepatannya, barang saya juga bisa kembali. Sekali lagi terima kasih untuk Pak polisi," ucap Inggriani. Dari hasil pemeriksaan, Fanani sudah beraksi lebih dari enam lokasi. Antara lain merampas tas di Jalan Ngagel Jaya, tepatnya depan toko Bilka pada 17 Maret lalu. Belum genap sebulan tepatnya 9 April, pelaku kembali menjambret di depan Masjid Assafiyatul Jalan Kertajaya. lalu pada tanggal 20 April, Fanani juga beraksi di Jalan Raya Manyar. Lokasi lain di depan pertokoan Bogajaya di Jalan Pasar Besar. Disusul depan Pasar Sememi pada 21 Maret. "Aksi terakhir tersangka dilakukan di kawasan perumahan elite di Surabaya Barat ini," pungkas Kombespol Sandi Nugroho. (fdn/nov)  

Sumber: