Keluarga Kru KRI Nanggala 402 di Gresik, Tak Ada Firasat dan Anak-anak Tegar

Keluarga Kru KRI Nanggala 402 di Gresik, Tak Ada Firasat dan Anak-anak Tegar

Gresik, memorandum.co.id - Kedua mata Eli Lailatul (35) istri  Serda Ttu Harmanto terlihat sembab, Senin (26/4). Sehari sebelumnya, dia mendapati kabar bahwa kapal selam KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam dan seluruh kru dinyatakan gugur. 53 anak buah kapal (ABK) termasuk suaminya berada dalam kapal nahas tersebut. Saat ditemui di kediamannya, di Desa Tumapel, Kecamatan Duduksampeyan, Gresik, Eli masih enggan banyak berbicara. Tatapannya masih sayu dan kosong. Terlihat kesedihan masih menggelayutinya. "Maaf ya jangan wawancara dulu," kata Eli sambil tertunduk ditemani anak, keluarga, dan tetangganya. Saat itu sekitar jam 14.00, Eli baru saja menerima kedatangan teman-teman suaminya dari TNI Angkatan Laut. Lebih dari 10 prajurit datang untuk menyampaikan belasungkawa yang mendalam. Sebelum kapal dinyatakan tenggelam dan gugur, Minggu (25/4) Eli Lailatul sempat bercerita. Dia sudah lama menikah dengan Serda Ttu Harmanto dan dikaruniai tiga anak. Paling kecil duduk di bangku TK, kemudian SMP dan satunya duduk di bangku SMA. Serda Harmanto dikenal dekat dengan anak-anaknya. Utamanya dengan si bungsu. Setiap akhir pekan, ketika pulang dinas, ia pasti menyempatkan waktu untuk sekedsr bermain atau berlibur bersama anak-anaknya. "Setiap mau tugas selalu mengajak anak yang paling kecil mau main kemana, setiap Sabtu Minggu. Kalau Sabtu Minggu tidak bisa, ya Sabtu Minggu depannya lagi selalu begitu," jelasnya. Eli sendiri mengaku tidak punya firasat apa-apa sebelum kejadian hilangnya kapal penjaga NKRI itu. Pasalnya, saat berangkat kerja suaminya pamit berangkat seperti biasa. Memberi tahu bahwa akan berlayar dan tidak bisa dihubungi karena tidak ada sinyal. Kontak terakhir persis Senin (19/4) atau dua hari sebelum kapal hilang kontak.  Suaminya mengabari kalau kapal persiapan berangkat dan tidak bisa menghubungi lagi. Karena di laut susah sinyal. Tidak ada yang aneh, karena suaminya memang biasa melakukan demikian sebelum bekerja. Namun tak disangka percakapan itu merupakan kontak terakhir dirinya dengan suaminya. Diceritakan Eli, setiap akan berangkat tugas, Serda Harmanto selalu mengajak anaknya untuk bermain atau sekadar keluar rumah menghabiskan waktu pada akhir pekan. Pekan ini, seharusnya Serda Harmanto sudah kembali di rumah, menggendong putri kecilnya yang masih TK untuk bermain di akhir pekan. Namun, pada Rabu (21/4) kemarin dia mendapat kabar bahwa KRI Nanggala 402 saat melakukan latihan penembakan torpedo di perairan utara Pulau Bali. Lalu akhirnya dinyatakan tenggelam dan gugur. Meski demikian, dia dan buah hatinya mengaku ikhlas. "Insya allah tegar-tegar anak saya," tutupnya. (and/har/udi)  

Sumber: