Terdesak Himpitan Ekonomi, Ibu Tiga Orang Anak Jual Ginjal

Terdesak Himpitan Ekonomi, Ibu Tiga Orang Anak Jual Ginjal

Lumajang, memorandum.co.id - Karena terdesak kebutuhan ekonomi dan utang, ibu tiga orang anak di Lumajang berniat menjual salah satu ginjalnya seharga Rp 500 juta. Ini untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan melunasi utangnya. Ia terpaksa menawarkan salah satu ginjalnya karena sang suami kerap kali tidak memahami kebutuhan untuk biaya hidup sehari-hari dia dan ketiga anaknya . Niat untuk menjual ginjalnya sempat dia sampaikan melalui pesan singkat di grup whatsapp komunitas masyarakat Lumajang, Sabtu pagi (20/3). Wanita yang belakangan diketahui bernama Parhiatun Haini adalah warga Desa Ditotrunan, Kecamatan Lumajang, Kabupaten Lumajang. Dalam tulisan singkat tersebut wanita kelahiran Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, 37 tahun silam, berniat menjual salah satu ginjalnya kepada siapa saja yang berminat. Ketika ditemui di rumahnya, Haini mengungkapkan bahwa perbuatan nekatnya untuk menawarkan salah satu ginjalnya tersebut karena uang belanja yang dia dapat dari suaminya tidak mencukupi kebutuhan sehari harinya. Ditambah lagi dia kewajibannya untuk melunasi utang di salah satu bank serta pinjaman tabungan warga. Meski untuk memenuhi kekurangannya dia harus berjualan buah pisang titipan dari tetangganya, dan hanya menerima imbalan jasa yang tidak seberapa. “Saya tidak punya modal bu, saya berjualan pisang pepaya. Itupun titipan dari tetangga dan saya hanya mendapat keuntungan yang tidak seberapa. Apalagi kondisi sekarang jualan sepi bu, tak banyak buah pisang yang dititipkan ke saya karena tidak laku dijual” ujarnya, Minggu sore (21/3). Selain berjualan buah pisang, Haini sebenarnya juga membuka jasa mencuci pakaian secara manual, karena ia hanya mempunyai mesin pengering saja. Namun usahanya tersebut tidak berjalan lancar karena terlalu banyak usaha jasa pencucian yang menawarkan fasilitas lebih kepada pelanggannya. “Saya butuh biaya hidup bu, saya juga banyak hutang, anak anak masih kecil. Saya sudah usaha tapi usaha saya sepi sedangkan kebutuhan hidup pasti. Saya berusaha pinjam keluarga tapi tidak ada yang mau pinjam kan. mau jual mesin pengering, tapi tidak ada yang berminat. Suami saya ya gak mau tahu tentang saya. Dan mungkin ada yang membutuhkan ginjal, saya akan jual ginjal saya, mungkin Cuma itu satu satunya yang bisa saya lakukan.” tuturnya Anehnya, meski tergolong keluarga tidak mampu, selama ini Haini tidak pernah mendapat jatah bantuan langsung tunai maupun beras raskin dari pemerintah. (ani)

Sumber: