Batu-Batu di Pesisir Pantai Kenjeran Dibronjong, PKL Merasa Diusir

Batu-Batu di Pesisir Pantai Kenjeran Dibronjong, PKL Merasa Diusir

Surabaya, memorandum.co.id - Sejak 5 hari yang lalu, petugas Dinas PU Binamarga dan Pematusan Rayon Gubeng melakukan pencegahan guna meminimalisir sampah yang tercecer di kawasan batu-batu Pantai Kenjeran. "Supaya nggak dipakai berjualan, kalau dibiarkan nanti kotor, sampahnya itu," ujar Heru, Kamis (19/11/2020). Adapun sampah tersebut kebanyakan dari para pedagang dan pengunjung yang duduk-duduk santai di sekitar pantai. Meski sudah dipasang plakat larangan berjualan di sekitar batu-batu, para PKL masih saja nangkring menjamu pengunjung, baik setiap pagi maupun malam hari. Sebelumnya, dilakukan penambahan batu-batu terlebih dahulu. Karena awalnya landai. Dirasa sudah cukup tinggi kemudian dibronjong. "Mulai dari sana dekat batas beton sampingnya Taman Suroboyo, sudah sekitar 25 bronjong yang dipakai, 1 bronjongnya 5 meter," ujar mandor dari 10 pekerja ini di lokasi. Rencananya, batu-batu di sekitar pantai Kenjeran akan dibronjong hingga ke selatan, dekat perkampungan warga. Namun sejauh ini peninggian batu baru setengahnya. Sisi selatan tanah terpantau masih landai dan terlihat sudah ada PKL yang menggelar dagangannya. Diterangkan Heru, ada kendala yang dialami sebelumnya. Hal tersebut lantaran pedagang ada yang protes. Namun sudah diantisipasi oleh kepala pengawas. "Kalau jualan masih boleh, tapi jangan sampai diratakan batunya, jadi di luar pagar saja jualannya," tambah Heru. Sementara itu, banyak pedagang yang masih menggantungkan hidupnya dari berjualan di sekitar batu-batu Pantai Kenjeran. Salah satunya Fitri, warga Kejawan Lor. "Kalau dilarang nanti pembeli duduknya di mana, saya bingung, kalau di luar kan buat parkir motor dan banyak debunya, pembeli lebih nyaman kalau di dalam sini (batu-batu-red)," ujarnya. Senada dengan yang disampaikan pedagang lainnya. Harapannya, mereka dapat direlokasi dan diberi tempat yang nyaman. "Kalau memang tidak boleh, ya tolonglah diberikan tempat yang layak. Ini kan tempat pariwisata, banyak yang ke sini, untuk kebutuhan hidup saya bergantung di sini," ujar Rohma, pedagang lontong kupang.(mg3)

Sumber: