Pernah Dijodohkan vs Cewek Telmi and Telmong

Pernah Dijodohkan vs Cewek Telmi and Telmong

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Banyak fakta yang menunjukkan bahwa hidup bergelimang harta jauh lebih baik daripada hidup bergelimang utang. Itu memang keniscayaan, walau ada fakta lain yang mampu membuktikan bahwa cinta mampu menjawab segala persoalan. Indra mengaku sempat tak ingin membuktikan bahwa cinta mampu jadi perekat di dalam rumah tangga. Sebab, yang sering dia temui justru sebaliknya: duitlah yang mampu. Sebenarnya kondisi keluarga Indra lebih baik ketimbang keluarga yang dijadikan conton perbandingan olehnya. Prejengan Indra bersaudara bahkan lebih ganteng-ganteng. Mereka empat laki-laki dan Indra adalah anak bungsu. “Aku pernah djodohkan oleh kakak iparku dengan temannya yang dokter, tapi aku gak mau. Orangnya kaya sih kaya, tapi wajahnya nggak bisa nggo suguh dayo,” kelakar Indra. Dia juga pernah dijodohkan vs anak pemilik pabrik tempatnya bekerja. Soal harta, tak perlulah diragukan. Wajah dan bodinya juga mampu mendatangkan decak kagum setiap lelaki yang melihat. Cuma sayang, perempuan tersebut tergolong cewek telmi and telmong. Telat mikir dan telat omong. Daya nalarnya jauh di bawah rata-rata dan bicaranya gagap.  “Kadang bahkan lebih menakutkan. Diajak ngomong ngalor, jawabane ngidul; diajak ngomong ngulon, jawabane ngetan. Gak gathuk,” imbuhnya. Indra mengaku sebenrnya banyak yang naksir dirinya. Ada yang ngomong terang-terangan, ada yang melalui mak comblang, ada pula yang via SMS/WA/telepon Intinya, banyaklah cinta wanita yang dia tolak. Akhirnya pilihan Indra jatuh kepada Khristianti (29), tetangga barunya pindahan dari Jakarta. Rumah yang baru dibelinya, yang terpaut lima kaveling dari rumah Indra, cukup mewah. Mobilnya Volkwagen Sport Scirocco. Kabarnya dia adalah pemilik tempat hiburan yang sedang membuka cabang di Surabaya. Berkenalan awal 2018, nggak pake lama, akhirnya mereka menikah pada Maret lalu. Resepsi digelar secara sederhana—seperti permintaan Khristianti—di rumah dengan hanya mengundang keluarga, kerabat dekat, dan para tetangga. “Tapi bosok, Cak. Bongkeng. Aku kebujuk,” rutuk Indra sambil membanting sesuatu. Terdengar bunyi pyar di ujung telepon. Memorandum sempat kaget. Lho, apanya yang kebujuk? Sebelum eksekusi malam pertama, Khristianti memberi syarat agar lampu dimatikan saja karena dia malu. “Aku sempat mikir: laopo isin, wong yo ayu, seksi, dan pokoke ngepingini-lah,” kata Indra. Makanya diam-diam Indra melanggar syarat tersebut. Begitu merasa Khristianti sudah menanggalkan semua bajunya… mak-byar… Indra menyalakan lampu utama kamar. Suasana yang awalnya gelap romantis berubah menjadi benderang kayak siang pukul 10.31. Saat itulah Indra melihat daerah terlarang Khristianti seperti sawah yang sudah sering dicocoktanami dan dipanen, seperti sumur yang ditimba warga sekecamatan, seperti landasan pacu yang baru kejatuhan pesawat Boing 707. Kini Indra mengaku sedang mengajukan cerai di pengadilan agama. Pngalaman ini akan dijadikan pelajaran untuk mencari istri pengganti Khristiani, nanti. Entah kapan. Masih harus kaya, Dra? (habis)  

Sumber: