Bertekad Harus Bisa Mendapatkan Istri Tajir Melintir

Bertekad Harus Bisa Mendapatkan Istri Tajir Melintir

Oleh: Yuli Setyo Budi, Surabaya Era millennium telah datang. Persepsi orang terhadap pasangan berubah. Bila dulu, hanya cewek yang dapat julukan matre bila pilih-pilih cowok tajir, kini julukan itu sudah bergeser 1.440 derajat. Berputar-putar. Cowok pun berhak. Bahkan bencong. Kasus kawin-cerai Muzdalifah setelah jadi janda perdana—mudah-mudahan suami yang sekarang benar-benar tulus—bisa jadi contoh. Sempat ada cowok tua yang pura-pura naksir Mbak Mus, eee… setelah nikah ketahuan utangnya numpuk undung dan njagakno Mbak Mus yang melunasi. Contoh lain, Vicky Prasetyo yang hidupnya hanya berburu perempuan-perempuan the have, tak peduli perawan atau janda. Masih banyak contoh lain dari kalangan selebriti dan orang-orang top. Yang Memorandum angkat kali ini adalah pengalaman pemuda kasep, sebut saja Indra (36), yang mengaku warga Sidoarjo. Ia bercerita lewat telepon dan berharap dapat istri pengganti lebih baik pasca perceraiannya. Nanti. Indra mengaku, sebelum menikah dulu terlalu idealis dalam memilih pasangan. Di dalam kamusnya hanya ada istilah: cantik, seksi, kaya, dan setia. Tidak ada kosa kata lain, walau sekadar toleransi. Sejak lulus SMA dan bekerja di pabrik alat-alat rumah tangga, Indra bertekad tidak akan kawin vs wanita jelek, terlalu kurus atau gembrot, dan dari keluarga mlarat—walau kuat diajak hidup sengsara. Indra mengaku berguru dari pengalaman paman dan saudara-saudaranya yang lebih dulu menikah. Mereka mengandalkan kekuatan cinta dalam membina rumah tangga. Kenyatannya, mereka sering tersandung masalah ekonomi. Cinta yang mereka agung-agungkan tidak mampu memecahkan masalah. “Makanya, sekarang laki-laki harus kawin dengan wanita kaya. Itu harus. Fardlu a’in,” kata Indra dengan tekanan suara tegas. Kalau kenyataannya dia dapat istri kaya, cantik, dan seksi, itu bonus yang harus disyukuri. Yang penting kaya. Indra mengaku punya pemikiran semacam itu karena terisnspirasi tetangga yang tinggal di ujung gang. Walau orang tuanya hidup sederhana, anak-anaknya tidak ada yang hidup mewarisi pola hidup mereka. Anaknya tiga, semua cowok. Anak pertama yang hanya lulusan SMP—SMA-nya drop out karena tidak ada biaya, bisa menikah dengan pemilik toko dan usaha simpan-pinjam yang notabene adalah juragannya. Anak kedua lebih mengagumkan. Walau hanya lulusan SMA, ia mampu menggaet dokter gigi. “Yang ini bahkan cantik. Banyak pemuda kampung yang iri kepada anak ini. Padahal orangnya pendiam,” kata Indra. Anak ketiga, yang paling muda, yang waktu itu baru lulus SMA, bahkan mampu menggoyangkan jagad di sudut barat Kota Delta. Dia nekat melamar janda kuuaaaya ruuuaaaya mantan istri pejabat. Suaminya mengalami kecelakaan kerja saat menjalankan dinas di luar pulau. Wanita ini adalah istri sambung setelah istri pertama meninggal. Anak ketiga memang ganteng. Bukan lumayan lagi. Wajahnya 11:12 sama Choky Andriano. Tapi, bukan sekadar beruntung bila Choky Andriano KW ini mampu menaklukkan si janda pejabat. Choky Andriano KW memang mantan pacar istri sang pejabat. (bersambung)

Sumber: