Pengakuan Mahasiswa Pengguna Narkoba: Halusinasi Tinggi, Perasaan Lebih Nyaman

Pengakuan Mahasiswa Pengguna Narkoba: Halusinasi Tinggi, Perasaan Lebih Nyaman

Surabaya, memorandum.co.id - Beragam alasan para mahasiswa terjerumus ke dalam pemakaian narkoba. Seperti yang dituturkan PW (21), seorang mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) di kawasan Surabaya Selatan ini. PW rela membagikan ceritanya kepada Memorandum melalui telepon pada Senin (14/9). Berawal dari jebakan teman, PW terpaksa menenggak minuman yang telah dicampuri pil dobel L. Celakanya ia tidak mengetahui ada campuran di gelas minumannya. Sesaat kemudian, pemuda ini merasakan efek yang membuat badannya menjadi ringan dan sedikit berhalusinasi. Bahkan, dampak dari minuman yang dicampur dengan pil dobel L ternyata bertahan hingga dua hari. "Saya bukan pemakai tetap, awalnya dijebak dari minuman hingga saya kepingin mencoba barang itu saat ada masalah besar. Awalnya bingung cara mendapatkan pil tersebut lalu memberanikan diri meminta teman yang menjebak," ucap PW dengan nada lirih. Ia menganggap permasalahan besar bisa diselesaikan dengan mengkonsumsi barang haram tersebut. Bermodal pengalaman sudah pernah mencicipi, PW merasa yakin bahwa pil tersebut menjadi penolong untuknya. Bagi PW mendapatkan barang tersebut terbilang cukup mudah. Mengandalkan teman dekat di lingkungannya, ia dengan mudah meminta 3 sampai 5 butir pil. Tingkat halusinasi yang tinggi membuat perasaannya lebih nyaman. Membayangkan hal yang menyenangkan mampu menenangkan pikirannya. Bahkan, masalah yang ia hadapi sedikit bisa terlupakan. "Kalau kecanduan nggak, terakhir pakai dua bulan lalu, ya gara gara ada masalah lagi. Lebih dari satu jenisnya. Tujuanku satu Mas biar merasakan nge-fly," ucapnya. Peristiwa dua bulan lalu sangat berbeda dengan masalah awal yang sudah diceritakan. Masalah yang menurutnya lebih berat datang menghampiri hidupnya. Tidak pikir panjang ia kembali mengkonsumsi pil dobel L dengan tambahan barang haram jenis baru yakni ganja. Berbeda dari sebelumnya, kali ini PW membeli ganja dengan uang sendiri melalui temannya di dalam kampus sendiri ataupun di kampus luar. PW mengaku dengan uang Rp 30 ribu, ia mendapatkan pil dobel L sebanyak lima belas butir. Bahkan, ia tidak segan membeli pil koplo tersebut meski merogoh kocek uang ratusan ribu rupiah. "Lantaran cocok, saya beli pil dobel L hingga ratusan ribu rupiah. Memang awalnya nyobain Mas dan rasanya kok enak. Terus saya pingin beli tapi gak ingin sendirian. Saya lalu patungan dengan teman demi mendapatkan pil itu. Pernah saya menghabiskan uang jutaan rupiah agar punya banyak stok dan gak kebingungan," ucapnya. Harapan tinggi akan rasa senang yang tidak terbatas sudah terbayang dibenaknya. Ia menganggap dengan mengkonsumsi banyak pil koplo, hidupnya yang penuh masalah akan dibarengi rasa senang terus menerus. Sampai akhirnya hal itu menjadi momok baginya. Keinginan  teler dengan rasa senang berubah menjadi cemas dan takut yang luar biasa. Ketidaknyamanan serta ingin lepas dari ketergantungan pil koplo yan malah membuatnya tidak nyaman, PW mengaku cukup susah. Butuh usaha berhari- hari bahkan berminggu- minggu, hingga dirinya mampu melepaskan jeratan barang haram tersebut dari hidupnya. “Terakhir pakai ganja dua bulan lalu Mas. Untuk mengonsumsi dobel L sudah tidak lagi. Kalau ada yang ngajak patungan saya tidak menolak. Namun kalau beli sendiri saya memilih tidak. Sebenarnya selain saya banyak teman-teman kampus yang pakai narkoba. Tapi tidak tahu di mana makainya. Lebih aman di rumah daripada di kampus,” tutupnya. (x2/nov)

Sumber: