Sujud Covid

Sujud Covid

Oleh: Ali Murtadlo Yang menyarankan Dr Ruvai, dari Panama, Florida. Tujuannya agar paru-paru bagian bawah mendapatkan oksigen. Dia menyebutnya proning. Persis seperti sujud. Kakinya, lututnya, punggungnya. Hanya keningnya saja yang tidak menempel di tanah, tapi menindih tangan yang disedekapkan untuk disentuh dahi agar tidak kotor. Itulah yang disarankannya untuk menyelamatkan pasien covid yang berada di ICU. Mengapa berposisi sujud? Karena dengan posisi itu, menurut dr Ruvai, paling mudah memasukkan oksigen ke bagian bawah paru-paru. "Kalau Anda menyukai yoga, itulah yang disebut dengan downward dog," katanya. Covid, kata dia, bekerja seperti memberi lem kepada paru-paru sehingga mengeblok oksigen tidak bisa masuk. Itulah yang menyebabkan orang yang sudah terkena covid sulit bernapas, lalu lemas, dan membutuhkan ventilator untuk membantu pernapasannya. Jadi, sebelum paru-paru dilem atau diblokade oleh covid karena lendir dan sel-sel yang mati, kita harus mendahuluinya dengan sebanyak mungkin memasukkan oksigen ke bagian bawah paru-paru sehingga proses pengeleman atau pengeblokan tidak jadi karena lendir dan sel mati akibat serangan covid urung menjadi lem yang mengeblok paru-paru. "Saat proning, ambil napas panjang dan dalam lalu batuklah. Batuk berfungsi untuk membuang lendir. Lakukan itu sebanyak mungkin, delapan, sepuluh atau dua belas jam sehari," kata dokter yang mempraktikkan langsung bagaimana cara melakukan proning. Tidak hanya dr Ruvai yang menyarankan proning, bahkan sudah banyak penelitian ilmiah yang membuktikan manfaat proning. Menurut Journal of Intensive Care Medicine 7 Juli 2020, proning makin populer sejak merebaknya covid. "Tapi, manfaat proning untuk oksigenasi sudah terbukti lama," tulis jurnal tersebut. Bersyukurlah kita yang tiap hari proning, bersujud. Setelah mengetahui betapa dahsyat manfaatnya, marilah kita nikmati berlama-lama proning, terutama saat bersujud di sepertiga malam. Jangan lupa ambil napas panjangnya. Jangan lupa mensyukuri anugerah paru-paru pemberianNya. Makin lama menggemari olah raga, terutama senam, saya menemukan betapa banyak gerakan ibadah yang sangat menyehatkan. Misalnya pemanasan senam, selalu menyentuhkan syaraf jari-jari tangan, kelingking, ibu jari. Mengetahui pentingnya ini, maka saat berwudlu, saat membersihkan sela-sela jari tangan dan kaki, membasuh dan memijitnya lebih lama, dibanding sebelumnya karena dulu belum tahu manfaatnya. Di senam juga ada gerakan berputar sambil memijit telinga untuk mengaktifkan syaraf yang paling jarang tersentuh ini. Begitu tahu manfaatnya, sekarang setiap wudlu, saya membersihkan dan memijitnya lebih lama. Nikmatnya beragama. Mari mensyukurinya dengan mempraktikannya. Salam! Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Sumber: