Cinta Suci yang Menembus Tabir Dunia Jin dan Dunia Manusia (20)

Cinta Suci yang Menembus Tabir Dunia Jin dan Dunia Manusia (20)

Perempuan Itu Menyingsingkan Kain hingga Tampak Betisnya

Suatu hari rombongan yang diikuti Samiri melewati desa yang menyembah patung anak sapi. Melihat itu, mereka minta kepala rombongan  membuatkan patung sebagaimana yang penduduk desa itu sembah. Mendengar permintaan tersebut,  kepala rombongan yang disebut bernama Musa malah marah. Dia minta orang-orang hanya menyembah Allah seperti yang dia ajarkan selama ini. Ilmu tauhid. Perjalanan dilanjutkan. Saat itulah Musa mendapat perintah dari Allah untuk mengasingkan diri ke Bukit Thur.  Sebenarnya Musa berniat pergi 10 malam. Tapi karena suatu hal, ditambah hingga 40 malam. Sebelum pergi, Musa menitipkan rombongan kepada Harun, saudaranya, agar selalu dijaga ketauhidan mereka. Tapi apa boleh buat, Samiri yang menyimpan tanah jejak langkah kuda Jibril punya niat buruk. Dia menyuruh rombongan mengumpulkan emas, lantas meleburnya. Setelah dilebur, emas itu dilempari tanah bekas jejak langkah kuda Jibril. Jadilah patung anak sapi yang bisa melenguh. Rombongan yang sejak semula sudah minta patung serupa kepada Musa terhipnotis dengan apa yang dilakukan Samiri. Patung itu pun disembah beramai-ramai. “Dajjal era Musa,” kata Ghadi sambil meninggalkan tempat. Ghadi merasa kepalanya pening. Loncantan kesadaran dalam transnya melempar ke sebuah forum majelis. Tempatnya indah dan megah. Seorang lelaki berpakaian w o w duduk di atas singgasana bertabur emas pertama. Di depannya berdiri seorang perempuan cantik. Supercantik. Lelaki di singgasana berkata sambil menunjuk singgasana lain tidak jauh dari mereka, “Samakah seperti inikah kursi kerajaannu?” Perempuan yang pakaiannya tak kalah w o w itu menjawab dengan lembut, ”Ya, memang bentuknya sama seperti singgasanaku.” “Ini memang singgasanamu. Aku bawa kemari dengan mudah karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami, dan kami tunduk kepada-Nya.” Lalu perempuan tadi dipersilakan masuk ke dalam istana yang lain. Istana tersebut terbuat dari kaca bening, yang di bagian bawahnya terdapat kolam berair bening dan mengalir pelan. Bergemericik. Gadhi terpana. Takjub. Sewaktu perempuan tadi hendak lewat, dia singsingkan kain bagian bawah hingga tampak betisnya yang putih bersih. Glowing. Mungkin dia mengira lantai istana itu digenangi air. Ia takut kakinya basah. “Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis dalam Alquran,” batin Ghadi. Lelaki yang diyakini Ghadi sebagai Sulaiman itu kemudian berkata, “Ini bukan air. Lantai mahligai ini terbuat dari kaca bening berkilau.” Ratu Balqis memerah wajahnya. Ia menutupi kenyataan tersebut dengan usapan telapak tangan di wajah sambil berucap, “Oh Tuan. Betapa aniaya diriku. Sekarang aku beriman kepada Tuhan Sesembahanmu. Aku yakin engkau adalah utusan-Nya.” (bersambung)   Penulis : Yuli Setyo Budi Pembaca yang punya kisah menarik dan ingin berbagi pengalaman, silakan menghubungi nomor telepon / WA 0821 3124 22 88 . Bisa secara lisan maupun tulisan. Kisah juga bisa dikirim melalui email [email protected]. Terima kasih

Sumber: