umrah expo

Mahasiswa Unej Kembangkan Teknologi untuk Nelayan Situbondo

Mahasiswa Unej Kembangkan Teknologi untuk Nelayan Situbondo

Suasana launching program BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unej di Kantor Desa Seletreng Situbondo.--

SITUBONDO, MEMORANDUM.CO.ID – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember mengembangkan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Desa Seletreng, Senin 24 November 2025.

Aprillianto pembina Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember memimpin program pengembangan teknologi yang diluncurkan oleh Kemdik Design Tech dengan tujuan memberikan kontribusi kepada masyarakat.


Mini Kidi--

Dua teknologi yang dikembangkan adalah Fish Light untuk meningkatkan hasil tangkapan ikan dan Smart Fish Dryer untuk mengeringkan ikan.

“Desa Seletreng memiliki potensi laut yang besar namun nelayan masih menggunakan metode tradisional. Kami ingin memberikan sentuhan teknologi untuk meningkatkan hasil tangkapan dan memberikan nilai tambah pada produk laut,” ujar Aprillianto, Senin 24 November 2025.

BACA JUGA:Bubarkan Aksi Balap Liar, Polres Situbondo Amankan 92 Sepeda Motor

Alat pengering ikan ini dapat mengeringkan hingga 16 kg ikan dalam satu kali proses dan masih dalam tahap uji coba.

“Dengan program ini mahasiswa berharap dapat membantu nelayan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan serta memberikan contoh bagi masyarakat lain untuk mengembangkan potensi lokal,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Desa Sletreng Taufik Hidayat mengapresiasi program mahasiswa yang mengembangkan teknologi untuk nelayan di desanya.

BACA JUGA:Jelang Nataru, Wabup Situbondo Ulfiyah Sidak Pasar Tradisional Asembagus

“Ini momen yang sangat penting bukan hanya dari mahasiswa lokal tapi juga dari Malaysia. Kolaborasi ini sangat luar biasa dan memberikan dampak besar bagi desa kami,” ujar Taufik.

Dua alat yang dikembangkan yaitu Fish Light dan Smart Fish Dryer dinilai sangat bermanfaat bagi nelayan.

Alat pengering ikan ini dapat mengeringkan ikan dalam waktu enam jam lebih cepat dibandingkan pengeringan alami yang membutuhkan waktu sepuluh sampai dua belas jam.

BACA JUGA:Bus PO Anggun Krida Masuk Jurang 20 Meter, Sopir dan Belasan Penumpang Luka-Luka

Taufik berharap program ini dapat terus dikembangkan dan memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat.

“Apakah alat ini bisa dikembangkan dengan kapasitas lebih besar?” tanya Taufik.

Sumber: