Nasihat Miliarder Pensiunan (Bukan Pensiunan Miliarder)

Nasihat Miliarder Pensiunan (Bukan Pensiunan Miliarder)

Oleh: Ali Murtadlo Sahabat Cowas (Konco Lawas eks JP) Mas Bahari dan Suhu Slamet Oerip Pribadi baru saja merilis buku baru. Judul besarnya: Cak Jarwo, Eling Konco Mlarat. Judul kecilnya: Tukang Cetak Jawa Pos Jadi Miliarder. Sujarwo adalah mantan karyawan percetakan Temprina (JP group) yang kini sukses berbisnis kertas dan buku K 13 yang beromzet miliaran. Ia membuktikan bahwa pensiunan bisa lebih makmur. Karena itulah, dia diundang JP untuk membekali kayawan yang MPP (masa persiapan pensiun). Tak hanya membagikan pengalamannya, dia juga membagikan uang kepada 5 peserta yang bertanya masing-masing Rp 500 ribu. "Biar teman-teman semangat bahwa pensiun pun bisa bersedekah," katanya. Apa sarannya melakukan bisnis setelah pensiun? "Jangan malu," katanya. "Kita kan mantan karyawan perusahaan besar, lalu tiba-tiba berbisnis sendiri yang mungkin dimulai kecil-kecilan dan ecek-ecek. Nah, ini biasanya kita gengsi," katanya. "Sampai hari ini, saya tidak terlalu bercerita tentang bisnis saya kepada keluarga. Mereka menganggapnya pekerjaan papanya ini kecil-kecilan. Banyak kertas di mana-mana," katanya. "Baru akhir-akhir ini saja anak saya tahu kalau bisnis bapaknya lumayan. Itu pun bukan dari saya, tapi dari teman-teman saya yang datang ke rumah. Mereka pesan supaya anak-anak saya kelak siap menggantikan bisnis bapaknya." Apa saran lainnya dari "miliarder pensiunan" (bukan pesiunan miliarder) kepada para mantan karyawan agar tetap punya financial wellness (tetap berpenghasilan cukup)? Inilah nasihat Cak Wo: 1. Jangan hanya mengincar bisnis skala besar, bisnis kecil pun kalau diopeni dan tekun bisa menguntungkan. 2. Jangan remehkan "hanya untung seratus rupiah". Kalau volumenya besar, keuntungan juga besar. 3. Bisnis itu bisa menular. Contohnya saya sendiri. Mak saya mracang, kadang saya bantu jualan dan kulakan, dari situlah saya punya jiwa dagang. 4. Baca artikel-artikel bisnis. Saya tiap hari baca DI'sWaynya Pak Dahlan. Dari situlah saya terinspirasi bagaimana beliau membuat keputusan yang cepat tepat dan menularkan intuisi bisnisnya. Saya pernah untung besar karena nuruti nasihat beliau. 5. Tiada hari tanpa silaturahmi. Saya tiap hari ketemu orang, baik bisnis maupun nonbisnis. Itu perintah agama, bahasa kerennya sekarang networking. 6. Lakukan. Pak Dahlan itu action, melakukan. Saya menirunya. Kalau ragu-ragu terus, kapan melangkahnya? Ali Murtadlo, Kabar Gembira Indonesia (KGI)

Sumber: