umrah expo

Kasus Marbot Cabuli Bocah di Driyorejo Gresik, Tersangka Tak Cuma Beraksi Sekali

Kasus Marbot Cabuli Bocah di Driyorejo Gresik, Tersangka Tak Cuma Beraksi Sekali

Tersangka pencabulan anak di bawah umur, ANH, diamankan di Mapolres Gresik.--

GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Proses hukum kasus pencabulan terhadap gadis di bawah umur yang dilakukan seorang marbot, ANH (66), di masjid wilayah Kecamatan Driyorejo terus berlanjut. Polisi mengungkap, bahwa tindakan bejat itu tak hanya sekali dilakukan tersangka ANH. 

Fakta tersebut disampaikan oleh Kasatreskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al Qarni, Selasa 4 November 2025. Dirinya mengungkap, bahwa ANH telah mencabuli korban sebanyak 3 kali sejak 2 bulan terakhir bekerja sebagai marbot. 

BACA JUGA:Main di Masjid Usai Salat Isya, Gadis 7 Tahun di Gresik Dicabuli Marbot


Mini Kidi--

“Dilakukan 3 kali di masjid yang sama pada waktu yang berbeda. Masih kami dalami apakah waktunya berdekatan atau tidak. Tersangka baru 2 bulan bekerja sebagai marbot di masjid tersebut,” ujar Abid di Mapolres Gresik.

Pencabulan terhadap gadis 7 tahun yang dilakukan tersangka itu terekam CCTV masjid dan menyulut kemarahan warga setempat. Hal itu terjadi setelah sholat isya sekitar pukul 19.00, Senin 27 Oktober 2025.

BACA JUGA:Resmi Ditetapkan Tersangka, Marbot Cabul Ditahan di Mapolres Gresik

Tersangka nekat melakukan pencabulan di tempat ibadah lantaran saat itu kondisi masjid sedang sepi. Tersangka berdalih, bahwa tindakan tersebut ia lakukan didorong oleh rasa gemas terhadap korban. 

“Pelaku berdalih merasa gemas karena sudah menganggap korban ini seperti cucunya sendiri,” tutur Abid.

Kini, pihaknya masih berkoordinasi dengan psikolog forensik untuk mengetahui kondisi kejiwaan tersangka. Polisi juga mendalami kemungkinan adanya korban lain dari tindakan marbot tersebut. 

BACA JUGA:Kapolres Gresik Hadir Langsung di Rembuk Tani, Sinergi Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

“Kami juga terus memastikan kondisi psikis korban setelah mengalami peristiwa ini. Kami imbau orang tua agar selalu membangun komunikasi terbuka dan mengajarkan anak-anak terkait batas tubuh yang boleh dan tidak boleh disentuh orang lain,” tandasnya.

Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 82 Ayat (1) Juncto Pasal 76e UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Dengan ancaman hukuman pidana maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 5 miliar.(rez)

Sumber: