Re-Forge Solusi Tata Kelola Pembangkit Listrik di Indonesia

Re-Forge Solusi Tata Kelola Pembangkit Listrik di Indonesia

Surabaya, Memorandum.co.id - PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) memperkenalkam konsep Re-Forge (Reliable And Efficient Powerplant Management). Sebuah konsep customisasi pengelolaan untuk unit pembangkit dengan kapasitas yang relatif kecil (<50 MW) yang menjadi bagian dari Standardisasi Produk 2.0. “Implementasi Re-Forge akan memberikan bantuan terhadap pembangkit-pembangkit berkapasitas kecil terutama dalam meningkatkan keandalannya," ucap Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan PT PLN (Persero) saat peresmian Go-Live Re-Forge PLTU Tembilahan secara virtual yang disaksikan Supriyadi selaku EVP Operasi Regional Sumatera PT PLN (Persero), Mukhtar selaku EVP Operasi Regional Kalimantan PT PLN (Persero), serta jajaran DireksI PT Pembangkitan Jawa-Bali. Lanjut Wiluyo Kusdwiharto, berkembangnya dunia bisnis ketenagalistrikan, tuntutan dalam pengelolaan pembangkit juga semakin beragam, mulai dari peningkatan kinerja pembangkit hingga biaya pokok produksi yang lebih kompetitif. "Re-Forge merupakan konsep customisasi yang dilakukan agar model bisnis pengelolaan unit pembangkit menjadi lebih terpusat dan tidak ada redundansi proses," tutur dia. Tidak hanya pengelolaannya yang terpusat, namun analisa juga dilakukan secara terpusat oleh para expertise di bidang pembangkit sehingga analisa pun menjadi lebih akurat. Untuk itu, PLTU Tembilahan sebagai pilot project dari Re-Forge ini akan menggunakan aplikasi Maximo sebuah aplikasi Enterprise Asset Management yang telah dicostumisasi sesuai dengan BMS Re-Forge. Aplikasi Maximo sendiri sudah umum digunakan dalam pembangkit listrik namun costumisasinya berbeda dengan Re-Forge. "Kehadiran konsep customisasi Re-Forge akan memberikan keunggulan bagi unit pembangkit PJB maupun pembangkit-pembangkit dari IPP lainnya, karena selain mengefisiensikan proses bisnis yang kompleks, Re-Forge juga dapat mengoptimalkan kapabilitas SDM, dan menyederhanakan pola komunikasi antara PJB, PJB Services, dan unit pembangkit menjadi lebih sederhana," tegas dia. Iwan Agung Firstantara, Direktur Utama PT PJB menambahkan, Re-Forge tidak hanya menjadi jawaban terhadap tantangan yang ada namun juga menjadi salah satu cara dalam menyelaraskan program dengan Strategic Inisiative Grand Strategy PJB yang akan diangkat selama lima tahun ke depan. Di mana salah satunya merujuk pada rencana implementasi digitalisasi monitoring dan evaluasi untuk semua pembangkit PJB (existing dan UBJOM) dan IPP. "Pemilik pembangkit tidak perlu direpotkan untuk mengurusi perancanaan, supervise enginering, sampai mengatur supply chain yang harus dilakukan karena hal-hal tersebut secara terpusat dan terkendali akan dilaksanakan oleh PJB," terang Iwan Agung Firstantara. (day)

Sumber: