Novita Hardini Arifin Ajak PKK Trenggalek Aktif

Novita Hardini Arifin Ajak PKK Trenggalek Aktif

Trenggalek, memorandum.co.id - Berita viral mengenai bansos tidak tepat sasaran di salah satu media televisi nasional menjadi sebuah pembelajaran yang berharga bagi semua unsur pemerintahan di Kabupaten Trenggalek. Bukan perkara benar tidaknya pemberitaan ini, melainkan sudahkah informasi yang benar itu tersampaikan dengan baik sampai keakar rumput. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini Arifin meminta kepada jajarannya supaya PKK bisa menjadi corong informasi yang benar untuk masyarakat. 10 rencana aksi dalam gerakan berjarak diharapkan bisa menjadi ujung tombak pemerintah dalam ikhtiar melawan pandemi corona yang terjadi. “Informasi yang tersampaikan dalam pemberitaan media televisi tersebut timbul karena ketidaktahuan akan proses yang harus dilalui akan bansos ini,” ujarnya, Kamis,(7/5). Novita justru tidak menyalahkan narasumber dalam media televisi tersebut, meskipun yang bersangkutan telah memalsukan identitas dan mengarang kondisi yang tidak benar. Bahkan kejadian ini justru dijadikan pembelajaran untuk mengkoreksi diri kedalam. "Kita harus paham dulu bahwa ketidak tahuan pengetahuan itu berdampak terhadap keberlangsungan kehidupan dimasyarakat itu sendiri," lanjut Novita. Kalau informasinya itu masih sedikit, ditambah pengetahuannya masih sedikit itu pasti menimbulkan kebingungan publik yang akan menimbulkan banyak sudut pandang yang bias sehingga tentu dapat menghambat tidak hanya kinerja semua instansi yang ada, namun juga menimbulkan keresahan warga sekitarnya. “Saya harapkan dengan 10 aksi gerakan berjarak ini bisa menyamakan sudut pandang, menyamakan materi, menyamakan informasi yang penting sesuai kebutuhan harus disampaikan ke masyarakat,” tuturnya. Termasuk, masih kata Novita, informasi terkait penanganan Covid-19 ini adalah kebutuhan dasar masyarakat, sehingga masyarakat ketika diedukasi akan mencerna edukasi itu dengan baik. "Dengan edukasi yang baik tentunya pola kerja otak akan dapat menerima dengan baik pula, sehingga dalam mencerna sebuah informasi akan lebih obyektif terhadap upaya-upaya yang dilakukan pemerintah baik pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten," tandas Novita. Sebelumnya beredar pemberitaan tentang salahsatu warga yang digambarkan dalam berita tersebut kondisinya tidak mampu. Akan tetapi yang bersangkutan tidak mendapat bantuan. Heri Purwaningtyas, pendamping desa tempat narasumber yang viral di pemberitaan tersebut menjelaskan, warga yang menjadi narasumber di berita tersebut bukanlah tukang kebun di salah satu sekolah, melainkan operator di salah satu sekolah yang tetap mendapatkan intensif setiap bulan meskipun jumlahnya sedikit. “Yang bersangkutan bekerja pada salah satu sekolah dan bukan menjadi tukang kebun,” tuturnya. Terus visual kondisi rumah yang ada dalam pemberitaan merupakan rumah kosong yang keberadaannya ada di samping rumah yang bersangkutan. “Aslinya kediaman yang bersangkutan bangunan tembok dua lantai,” tandasnya. Kondisi inilah yang menyebabkan yang bersangkutan tidak lolos identivikasi penerima BLT dana desa. Artinya, masih kata Heri yang bersangkutan sudah pernah didaftarkan dalam daftar calon penerima BLT DD, namun karena kondisi rumah yang bagus akhirnya tidak lolos identifikasi. Menyikapi hal ini, pemerintah desa mengambil langkah lanjut dan mengikutkan yang bersangkutan dalam program padat karya kegiatan fisik desa. “Per Kamis (7/5) yang bersangkutan sudah bekerja untuk membuar ruang isolasi untuk pemudik desa,” pungkas Heri.(ham/tyo)

Sumber: