Kehilangan Jati Diri hingga Menemukan Cahaya Islam Kembali

Anita Christiana.-Anwar Hidayat-
BACA JUGA:Pemuda Islam Abangan Bingung Hendak Nikah vs Mualaf
Anita juga berbagi bahwa ia kini lebih aktif membaca Alquran dan mencoba memahami maknanya.
“Saya tahu saya masih banyak kekurangan, tapi saya ingin terus belajar. Setiap hari saya coba baca satu halaman Alquran, walau kadang masih bingung artinya,” katanya.
Ia juga menceritakan bahwa kini ia lebih sering menghadiri pengajian di masjid-masjid terdekat.
“Kalau dulu saya malu, sekarang saya merasa nyaman. Apalagi saat dengar ceramah, hati saya rasanya tenang sekali,” ucapnya.
Kisah Anita Christiana adalah bukti nyata bahwa tidak ada kata terlambat untuk kembali kepada Allah. Perjalanan panjangnya dari kehilangan jati diri hingga menemukan cahaya Islam kembali menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mungkin juga sedang berada di titik terendah dalam hidup.
“Di mana ada kemauan, di situ pasti ada jalan. Tapi tanpa doa, usaha kita tidak akan sempurna,” pungkasnya.
Anita juga berbagi bahwa proses hijrahnya tidak selalu mudah. Ada banyak godaan dan tantangan yang harus ia hadapi, baik dari lingkungan maupun dari dirinya sendiri.
“Ada saat-saat di mana saya merasa lelah dan ingin menyerah. Tapi setiap kali saya ingat bagaimana Allah selalu hadir di saat saya paling lemah, saya jadi semangat lagi,” katanya.
Salah satu tantangan terbesar adalah menghadapi stigma dari masyarakat.
“Ada yang bilang, Ah, kamu kan sudah keluar Islam, ngapain balik lagi, tapi saya tidak peduli. Ini soal hubungan saya dengan Allah, bukan dengan manusia,” tegasnya.
Anita mengungkapkan bahwa salah satu momen penting dalam perjalanannya adalah ketika ia mendengar ceramah tentang keutamaan sabar dan tawakal.
“Saya ingat ustaz bilang, Jangan pernah berhenti berdoa, meski jawaban dari Allah belum datang. Itu benar-benar membekas di hati saya,” katanya.
Selain itu, ia juga merasa diberkahi dengan dukungan dari komunitas muslim di sekitarnya.
“Ada teman-teman yang dengan sabar mengajari saya salat, membaca Alquran, bahkan mengajak saya ikut pengajian. Mereka tidak pernah menghakimi saya, malah selalu memberi semangat,” ujar Anita. (yat)
Sumber: