Ikrar Mualaf di Masjid Al-Akbar Surabaya Berlangsung Khidmat dalam Ucapan Dua Kalimat Syahadat

Prosesi Ikrar menjadi mualaf di Masjid Al-akbar Surabaya--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Jumat 14 Maret 2025 menjadi momen bersejarah untuk mualaf yang memutuskan untuk memeluk agama Islam melalui prosesi ikrar mualaf di Masjid Al-Akbar Surabaya. Prosesi ini dilangsungkan setelah salat Jumat dan berlangsung dengan khidmat disaksikan oleh para jemaah serta keluarga dari para mualaf.
Dituntun oleh seorang ustad, mualaf membacakan ikrar dengan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda resmi masuknya mereka ke dalam agama Islam. Salah satu mualaf, Gusti Krishna dan Adi Dharma, berbagi pengalaman serta harapan mereka usai menyelesaikan prosesi tersebut.
BACA JUGA:Mualaf Demi Cinta, Natalia Fitri Januari Jalani Ramadan Pertama Setelah Menikah
Mini Kidi--
Prosesi ikrar mualaf berlangsung sederhana namun penuh makna. Para mualaf didampingi oleh keluarga dan kerabat dekat, serta mendapat dukungan penuh dari para jemaah yang hadir. Ustad yang memimpin prosesi memberikan bimbingan dan nasihat kepada para mualaf tentang pentingnya menjalankan syariat Islam dengan baik.
Setelah membacakan dua kalimat syahadat, para mualaf tampak tersenyum lega dan penuh haru. Momen ini menjadi awal perjalanan spiritual mereka dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam.
Gusti Krishna, salah satu mualaf yang baru saja mengucapkan dua kalimat syahadat mengungkapkan perasaannya usai prosesi.
BACA JUGA:Melihat Lebih Dekat Proses Belajar Mualaf di Masjid Rahmat Kembang Kuning saat Ramadan
“Hatiku terasa lebih tenang setelah mengucapkan syahadat,” katanya.
Sebelum memutuskan menjadi mualaf, Krishna mengaku telah menjalani puasa sebagai bagian dari upayanya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Meski belum pernah mengikuti kajian rutin di Masjid Al-Akbar sebelumnya, ia menyatakan bahwa proses ini adalah langkah pertama menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang Islam.
“Harapanku ke depan adalah menjadi pribadi yang lebih baik dan semakin mengenal Islam secara lebih dalam,” tambah Krishna.
BACA JUGA:Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya Jadi Pusat Pembinaan Mualaf
Adi Dharma, yang sebelumnya beragama Hindu, memutuskan untuk memeluk Islam karena pengaruh lingkungan sekitarnya.
“Lingkungan saya mayoritas Islam, teman-teman juga Islam, bahkan ada beberapa keluarga yang sudah memeluk Islam. Dari situ saya melihat bagaimana Islam itu seperti apa, kegiatannya seperti apa,” tuturnya.
Sumber: