Tim Gabungan Temukan Titik Kritis Penyebab Banjir di Winongan, Camat: Harus Segera Ditangani

Tumpukan sampah yang menyumbat saluran air mulai dibersihkan. -Hari Mujianto/Muh Hidayat-
PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Solusi menghadapi problem banjir langganan di Winongan sudah ditemukan. Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Winongan bersama berbagai elemen masyarakat melakukan aksi nyata. Yakni, meninjau langsung sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Rejoso.
BACA JUGA:Banjir Kembali Landa 8 Kecamatan di Pasuruan
Tim gabungan terdiri dari berbagai unsur. Mulai dari pemerintah kecamatan, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB), asosiasi kepala desa (AKD), hingga pemuda Karang Taruna. Mereka menyusuri sungai dengan perahu karet. Tujuannya satu, mengidentifikasi secara langsung titik-titik kritis yang menjadi penyebab utama banjir di wilayah ini.
--
Hasil peninjauan ini cukup mengkhawatirkan. Camat Winongan, Ganis Subintang mengungkapkan, telah ditemukan sejumlah permasalahan serius di sepanjang sungai.
Ada sebanyak 11 tikungan sungai dalam kondisi memprihatinkan. Perlu segera dipasang bronjong atau plengsengan untuk mencegah erosi.
BACA JUGA:Komisi III DPRD Kabupaten Pasuruan Desak Perbaikan Infrastruktur Akibat Banjir
Selain itu, tim juga menemukan tumpukan sampah dan bambu yang menyumbat aliran sungai di enam titik berbeda.
"Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan harus segera ditangani," tegas Camat Ganis.
BACA JUGA:Banjir Lumpuhkan Jalur Pantura Pasuruan
Ia menambahkan, jika tidak segera dilakukan tindakan, banjir akan terus menjadi ancaman serius bagi warga Winongan dan sekitarnya, termasuk di Kecamatan Rejoso dan Grati.
Menyikapi temuan di lapangan, Camat Ganis berharap pemerintah kabupaten dan provinsi bisa bersinergi untuk segera mengambil tindakan nyata. Menurutnya, normalisasi Sungai Rejoso menjadi solusi paling efektif untuk mengatasi masalah banjir yang berulang ini.
BACA JUGA:Pendangkalan Sungai Jadi Penyebab Banjir di Pasuruan
"Kami mendesak pemerintah untuk segera melakukan normalisasi sungai, termasuk pemasangan bronjong dan pembangunan plengsengan di titik-titik kritis,” ujarnya.
Sumber: