5 Hari 2 Petani Gresik Tewas Tersetrum Jebakan Tikus, Ini Komentar Dinas Pertanian
TKP salah satu korban tewas tersengat listrik di sawah Desa Punduttrate, Benjeng, Gresik.--
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Bahaya pemakaian listrik jebakan tikus di area sawah sudah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) GRESIK sejak beberapa tahun terakhir. Pemkab melalui Dinas Pertanian GRESIK juga tak kurang-kurang dalam memberikan sosialisasi kepada petani.
Insiden 2 petani yang tewas tersetrum jebakan tikus dalam 5 hari di Kecamatan Benjeng pun mendapat sorotan dari Dinas Pertanian Gresik. Mereka menyebut, pemerintah telah menawarkan solusi lain yang dapat mengganti pemakaian jebakan listrik di sawah.
“Dinas Pertanian sudah melakukan larangan sejak lama kepada para petani, agar tidak lagi memakai kawat listrik sebagai alat pembasmi hama tikus,” ujar Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Gresik, Khoirun Fatikin, Senin 6 Januari 2025.
BACA JUGA:Terulang Kembali, Petani di Benjeng Gresik Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus
Meski begitu, pemerintah tidak mengeluarkan peraturan daerah (Perda) yang dapat menegaskan larangan tersebut.
Sebagai gantinya, Dinas Pertanian telah menawarkan beberapa solusi pengganti untuk membasmi hama tikus. Seperti memakai umpan beracun hingga metode gropyokan.
“Berbagai solusi sudah kami tawarkan, termasuk tindakan preemtif dengan melakukan gropyokan atau pengasapan dan penghancuran sarang tikus di masa pra tanam,” tuturnya.
BACA JUGA:Tragis! Petani Lansia di Benjeng Gresik Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus di Sawah
Di sisi lain, banyaknya tikus di sawah menurutnya disebabkan oleh semakin berkurangnya keberadaan hewan predator di area persawahan. Oleh karena itu, dirinya berharap masyarakat menghentikan aktivitas berburu hewan-hewan yang berjenis predator.
“Agar populasi hama seperti tikus dapat dikendalikan. Untuk itu, kami juga telah menyarankan ke setiap kelompok tani di desa-desa untuk memasang satu rumah burung hantu (Rubuha) di setiap lima hektar lahan,” sebutnya.
Dirinya berharap, hal tersebut dapat menjadi solusi pengganti kawat listrik yang selama ini dianggap sebagai yang paling efektif dalam membasmi hama. Terutama tikus, yang dapat merusak hasil pertanian.
BACA JUGA:Antisipasi Korban, Polsek Balen Larang Memasang Jebakan Tikus dengan Aliran Listrik
“Yang penting kekompakan petani untuk melakukan gerakan bersama-sama. Perlu ada ketegasan juga dari pemerintah desa untuk memastikan petani tidak memakai listrik jebakan tikus. Karena ini dapat membahayakan nyawa,” tandasnya.
Sebelumnya, insiden tragis menimpa dua petani di Benjeng yakni Kemin (78) dan Pandri (69). Dua warga asal Desa Kedungsekar dan Puduttrate itu meregang nyawa setelah tersetrum listrik jebakan tikus yang dipasang sendiri di sawahnya.
Sumber: