3.500 porsi Kolak Ayam Gratis Warnai Perayaan 5 Abad Tradisi Sanggring di Gresik

3.500 porsi Kolak Ayam Gratis Warnai Perayaan 5 Abad Tradisi Sanggring di Gresik

Para perempuan Desa Gumeno membagikan Sanggring atau Kolak Ayam kepada warga yang hadir.--

GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - Ribuan warga berkumpul dengan khidmat di Masjid Sunan Dalem, Desa Gumeno, Manyar, Sabtu 22 Maret sore. Meski diguyur hujan, mereka tetap antusias merayakan Tradisi Sanggring atau Kolak Ayam yang berlangsung setiap tahun di malam 23 Ramadan. 

Tahun ini, perayaan tradisi yang diwariskan sejak era Sunan Dalem (putra Sunan Giri) itu terasa lebih spesial. Sebab, tradisi turun temurun itu telah genap berusia 500 tahun. 

BACA JUGA:Pria Mabuk Dikira Maling, Akhirnya Babak Belur Dihajar Warga di Gresik Kota


Mini Kidi--

Perayaan pun digelar dengan penuh kemeriahan oleh warga Desa Gumeno. Seperti namanya, perayaan ini diwarnai dengan tradisi makan kolak ayam, yang dalam sejarah Sanggring dipercaya membawa kesehatan.  

Ketua Panitia Sanggring Kolak Ayam, Didik Wahyudi mengungkapkan, tahun ini penyelenggara menyiapkan lebih dari 3.500 porsi kolak ayam yang dibagikan secara gratis kepada masyarakat. Itu merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah Sanggring.

"Untuk memasaknya, kami menggunakan bahan dalam jumlah besar, termasuk 279 ekor ayam kampung, 740 kg gula merah, 600 butir kelapa, 250 kg bawang daun, 60 kg jinten bubuk, dan 1.400 liter air," ucap Didik menguraikan bahan-bahan yang dibutuhkan.

BACA JUGA:Tertimpa Gulungan Kawat 2,3 Ton Saat Bekerja, Pekerja di Gresik Meninggal Dunia

Dengan jumlah bahan makanan yang luar biasa tersebut, panitia tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di momen peringatan 5 abad ini, panitia juga menghadirkan Qori Internasional Sayyid Zulfikar dan penceramah KH Anwar Zahid.

Oleh karenanya, kata Didik, anggaran Sanggring tahun ini meningkat hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Tahun 2024, tradisi ini menelan Rp 160 juta, dan pada perayaan ke-500 menyentuh Rp 240 juta.

Meski begitu, kata Didik, Sanggring bukan ajang kuliner biasa, tetapi juga budaya yang perlu dilestarikan. Sanggring juga menjadi salah satu sarana syiar Islam. Peringatan 500 tahun ini pun menjadi momentum bersejarah yang penuh berkah dan nilai spiritual. 

BACA JUGA:Kurangnya Dukungan Sosial dan Faktor Ekonomi Jadi Pemicu Anak di Gresik Nekat Mencuri Motor

"Tradisi ini adalah wujud rasa syukur dan doa untuk kesehatan serta keberkahan. Karena memiliki nilai sejarah dan spiritual yang kuat, kami ingin terus melestarikannya agar tidak hilang ditelan zaman," tutur Didik. 

Pentingnya merawat tradisi Sanggring juga disampaikan Wakil Bupati Gresik, dr Ashluchul Alif yang hadir langsung dalam gelaran itu. Di kesempatan tersebut, Alif mengulas kembali sejarah tradisi Sanggring. 

Sumber: