Hasil Visum Anak yang Dihabisi Ortu di Pasuruan: Banyak Luka Dalam hingga Pendarahan pada Ginjal
Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Achmad Doni Meidianto menunjukkan kedua pelaku di hadapan media.-Muhamad Hidayat-
PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Sungguh malang nasib bocah 7 tahun berinisial MDF ini. Hampir setiap hari, ia tak luput dari kekerasan yang dilakukan orang tuanya sendiri. Dalam laporan kepolisian tertulis, hampir sekujur tubuh korban mengalami luka. Baik luka luar maupun luka dalam.
BACA JUGA:Hanya karena Minta Uang, Ayah Tiri dan Ibu Kandung di Pasuruan Aniaya Anak hingga Meregang Nyawa
Dan puncaknya, bocah malang itu mengeluhkan sakit di bagian dadanya pada Jumat 27 Desember 2024. Bocah asal Kiduldalem, Bangil, Kabupaten Pasuruan ini terpaksa dilarikan orang tuanya ke Puskesmas Bangil. Namun, kondisi korban yang sudah memburuk mengharuskan ia dirujuk ke RSUD Bangil.
Sayangnya takdir berkata lain. Nyawa korbanpun tak tertolong dan menghembuskan nafas terakhirnya. Sehari tepat meninggalnya korban atau Sabtu 28 Desember 2024, pihak piket dan Opsnal Satreskrim Polres Pasuruan dan Unit Reskrim Polsek Bangil mendapatkan informasi adanya dugaan tindak pidana kekerasan anak hingga menyebabkan meninggal dunia. Petugas pun mendatangi RSUD Bangil menyelidiki perkara tersebut.
“Dari laporan yang kami terima, tim gabungan harus mengamankan dua orang yang merupakan ibu kandung dan ayah tiri korban sebagai tersangka,” tegas AKP Achmad Doni Meidianto, Kasat Reskrim Polres Pasuruan dalam konferensi pers Senin 30 Desember 2024.
Dari hasil visum yang diberikan tim kesehatan yang dilaporkan kepada petugas, tergambar jelas bagaimana korban dihabisi dengan sadis. Korban MDF hampir mengalami sejumlah luka di sekujur tubuhnya. Mulutnya berbusa, luka memar pada dada dan perut. Lalu luka lebam pada kening dan mata kanan.
Selanjutnya, masih ada benjol pada kepala korban bagian samping. Ada juga luka bekas sundutan rokok di punggung, badan sebelah kanan, mata dan pipi. Bahkan, ditemukan resapan darah pada tulang rusuk kanan, patah pada tulang rusuk kiri.
Resapan darah juga terjadi pada otak depan sisi kanan, sisi atas otak kanan, sisi dalam otak kiri, dan sisi belakang otak panen. Yang kemudian membuat kita lebih trenyuh adalah pendarahan dan memar pada ginjal, memar pada paru kiri, jantung dan otak kecil.
Dari hasil pemeriksaan sementara, penyebab kematian korban akibat kekerasan benda tumpul pada punggung kanan. Hal inilah yang mengakibatkan pendarahan pada ginjal kanan yang menyebabkan mati lemas.
Tewasnya sang bocah ini akibat penganiayaan yang dilakukan Syahrul Abidin (19), ayah tirinya dan ibu kandungnya sendiri, Martha Widya Ningsih (24). Aksi beringas yang mereka lakukan di dalam rumah kos mereka di Bangil merupakan bentuk kekerasan yang sulit dimaafkan.
“Jadi bukan sekali saja peristiwanya, melainkan sudah sering,” kata Kasatreskrim.
Di depan petugas, Syahrul mengaku kerap marah atau emosi dengan korban. Sebab korban sering meminta uang sekitar Rp 3.000 sampai Rp 5.000 setiap hari. Apalagi saat itu, pelaku sedang sakit gigi. Sedangkan sang ibu, Martha mengaku sering melakukan kekerasan kepada korban sejak korban masuk sekolah TK.
“Sementara, pekerjaan mereka sering tidak jelas. Bahkan, menurut pengakuannya, mereka sering mengamen,” cetus salah satu penyidik pada 3 Januari 2025. (kd/mh)
Sumber: