Kopi Sumadi Binaan BI Tembus Pasar Luar Negeri

Kopi Sumadi Binaan BI Tembus Pasar Luar Negeri

Ketua Poktan Sumadi, Nur Hidayat menunjukkan biji kopi unggulan.-Muhamad Hidayat-

PASURUAN, MEMORANDUM.CO.ID - Olahan kopi Arabica dari lereng Gunung Arjuno, Kopi Sumadi dengan cita rasa khas mampu menembus pasar luar negeri. Terbesar, diekspor ke negara Korea Selatan, selanjutnya memenuhi permintaan ke negara Prancis, Swiss dan Cina. Untuk pasar lokal, Kopi Sumadi mewarnai varian kopi di beberapa kafe se-Jawa.

Kopi Sumadi dikelola oleh Kelompok Tani (Poktan) organik Sumber Makmur Abadi (Sumadi), yang berada di Desa Jatiarjo, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan. Poktan yang mengelola lahan seluas 54 hektare ini merupakan binaan Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Malang sejak 2018.

Ketua Poktan Sumadi, Nur Hidayat menyampaikan pengelolaan lahan yang berada pada ketinggian 1.200-1.500 mdpl ini menggunakan sisten wanatani (agroforestry), sebuah pengelolaan sumber daya memadukan pengelolaan hutan dengan penanaman komoditas lain, seperti kopi. 

“Dari seluas 54 hektare tersebut yang kami kelola masih 20 hektare,” katanya saat kunjungan lahan kopi bersama KPw BI Malang, Jumat 13 Desember 2024.

Poktan beranggotakan 54 orang ini menurutnya semakin bersemangat dan mampu menghasilkan produk yang lebih menggembirakan setelah menerima bantuan pembangunan greenhouse dari BI Malang.

“Dengan adanya greenhouse ini bisa menenuhi pesanan dari luar negeri, karena mereka minta kopi special taste yang single origin, yang prosesnya mampu menjaga konsisten rasa kopi tersendiri,” terangnya seraya menunjukkan greenhouse yang mampu membantu proses pengeringan selama 36 jam dan hasilnya sesuai standar kualitas produksi kopi.

Greenhouse menurut Nur Hidayat berdampak besar terhadap proses pengolahan untuk menghasilkan biji kopi special taste. Pengeringan yang stabil dengan greenhouse menghasilkan 80 persen kopi layak jual dengan kualitas tertentu, sebaliknya tanpa greenhouse hanya mampu menghasilkan 20 persen biji kopi. 

“Kalau ada greenhouse bisa menghasilkan 80 persen,” terangnya dengan menyebutkan kini omzetnya mencapai Rp.200 juta per hektare.

Nur Hidayat menjelaskan pembeli dari Korea Selatan terpikat dengan kopi Sumadi karena dinilai memiliki cita rasa khas. 

“Saat itu, buyer datang dan membuat SOP bareng. Kopi Sumadi ini memiliki rasa buah yang kuat, creamy. Orang luar suka yang rasanya soft,” tuturnya menjelaskan untuk pasar Korea Selatan per tahun sebanyak 1 ton.

Deputi KPw BI Malang Dedi Prasetyo mengapresiasi semangat Poktan Sumadi yang menjadi binaan BI sejak 2018. 

“Terakhir yang kami lakukan adalah menyasar pasar ekspor kopi Sumadi,” jelasnya saat Diseminasi Perkembangan Ekonomi Terkini oleh KPw BI Malang, Sabtu 14 Desember 2024.

Bantuan pembangunan greenhouse ini diharapkan membantu petani dalam proses pengeringan biji kopi sesuai dengan permintaan pasar ekspor. 

“Yang terakhir kami berikan adalah greenhouse untuk pengeringan,” jelas Dedi Prasetyo. (ari)

Sumber: