Khofifah Kunjungi Warga Dampak Banjir di Kecamatan Kesamben

Khofifah Kunjungi Warga Dampak Banjir di Kecamatan Kesamben

Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi banjir yang ada di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. -Muhammad Anwar-

JOMBANG, MEMORANDUM.CO.ID - Banjir yang melanda beberapa Kecamatan di Kabupaten Jombang mendapat perhatian  Khofifah Indar Parawansa, gubernur terpilih dengan  meninjau lokasi banjir yang ada di Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Selasa 10 Desember 2024 sore. 

BACA JUGA:Tinjau Banjir di Jombang, Anggota Komisi VI DPR RI Salurkan Bantuan untuk Warga

Selain bertemu dengan pengungsi, Khofifah juga menyusuri Dusun Beluk yang berubah menjadi 'kolam raksasa' dengan menggunakan perahu karet.

Lokasi pertama yang dituju Khofifah adalah Balai Desa Jombok. Kedatangan Khofifah disambut hangat kepala desa (kades) setempat bersama perangkatnya. Nampak pula Plt Kalaksa BPBD (Badan penanggulang Bencana Daerah) Jombang Wiku Diaz serta Kepala Dinas Sosial Jombang Hari Purnomo.

Di Balai Desa Jombok itulah terdapat puluhan pengungsi. Selain itu juga terdapat dapur umum guna mencukupi kebutuhan makan warga terdampak banjir. Dengan akrab, Khofifah menyalami para pengungsi satu persatu. Mengajaknya berbincang santai untuk menanyakan kabar.

BACA JUGA:Lebih Tiga Jam Hujan Deras, Desa Kademangan Jombang Diterjang Banjir

Para pengungsi menyambut dengan hangat. Suasana gayeng sangat terasa. Khofifah kemudian bergeser ke dapur umum. Mengecek logistik dan peralatan dapur. Serta menyempatkan untuk menggoreng nasi putih.

Terakhir, Gubernur Jatim periode 2018-2023 ini menaiki perahu karet. Dia mengelilingi Dusun Beluk dengan menaiki perahu tersebut. 

"Alhamdulillah, Bu Khofifah mau turun ke lokasi banjir. Ya seperti itulah seharusnya seorang pemimpin," ujar Siti salah satu warga.

BACA JUGA:Cegah Longsor dan Banjir, DLH Jombang Tanam Ribuan Pohon di Wonosalam

Usai meninjau permukiman yang terendam, Khofifah mengungkapkan bahwa banjir semakin tinggi di Dusun Beluk. Penyebabnya, ada pengendapan di pintu air atau dam sipon Mojokerto. Dam ini merupakan saluran air buatan di bawah Sungai Brantas. Aliran sungai ini membelah Kabupaten Jombang-Mojokerto.

"Penyebabnya ada proses pengendapan di dam sipon. Nah, itu dibutuhkan maksimalisasi alat berat atau bechoe hingga 24 jam. Yakni untuk melakukan pengerukan endapan tersebut. Supaya pengaliran air lancar. Karena banjir di sini airnya jalan. Ada arus," ujarnya.

Selain itu, di dam sipon juga terdapat eceng gondok yang menjadi penyebab penyumbatan. Setelah ketemu penyebab banjir, Khofifah akan membantu dengan mengkomunikasikan dengan BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai).

Tujuannya, agar utilisasi alat berat bisa berlangsung 24 jam. Karena yang saat ini alat berat hanya empat jam. "Sehingga jika pengerukan lebih cepat, pembersihan eceng gondok juga lebih maksimal. Maka pengaliran arus air bisa lebih lancar. Banjir bisa cepat surut," ujarnya memberi solusi.

Sumber: