Risma Minta Warga Tidak Mudik

Risma Minta Warga Tidak Mudik

Surabaya, Memorandum.co.id - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini mengimbau kepada seluruh warganya agar tidak mudik ke daerah asal pada Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Sebab, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, sangat besar risiko bagi seseorang untuk tertular virus tersebut. “Saya berharap warga Surabaya tidak mudik, karena kondisi (Covid-19). Saya tahu semua ingin mudik, tapi kita harus tahu juga bahwa saat ini kondisinya tidak memungkinkan. Risikonya sangat besar sekali,” kata Risma, kemarin. Risma mencontohkan, hampir 90 persen kasus positif Covid-19 di Surabaya karena adanya mobilitas penduduk, baik dari luar kota atau luar negeri yang kemudian dia menjadi positif. Nah, ketika dia menjadi positif, maka hal ini pasti berpengaruh terhadap keluarga, teman-teman, ataupun tetangga di sekitar. “Akhirnya semua terkena dampak yang harus bukan hanya tinggal 14 hari, tapi ada kemungkinan kita menjadi positif kemudian harus rawat jalan atau rawat inap sampai beberapa hari, dan itu tidak boleh ke mana-mana,” ungkap Risma. Mengingat risiko sangat besar itu, maka Risma berharap kepada seluruh warga agar tidak mudik. Meski saat ini dalam kondisi sehat atau negatif Covid-19. Sebab, dia menilai, ketika melakukan mobilitas mudik, bisa saja daerah yang dituju itu ada yang terjangkit atau resiko ketika proses perjalanan. “Tolong dipikirkan panjang risiko yang harus kita alami (ketika mudik),” pesan dia. Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini juga menjelaskan, ada tiga pilihan ketika seseorang mudik atau tidak. Pertama, berisiko sakit dan masuk ke rumah sakit, bahkan berimplikasi pada kematian. Kedua, ketika masuk ke rumah sakit, orang tersebut tidak bisa mencari nafkah. Dan ketiga, tidak mudik dan tetap sehat. “Kalau memilih sehat, ayo kita tidak usah mudik. Sekali lagi resikonya sangat besar ,” terang dia. Risma mengungkapkan, dari beberapa case positif Covid-19 di Surabaya, 10 persennya karena tertular setelah bepergian ke daerah yang tidak sama sekali disangka ada yang terjangkit. Namun, setelah pihaknya melakukan pengecekan dan hasilnya positif, ternyata mobilitas orang tersebut dari sebuah kota lain. “Karena itu kita tidak ngomong di sana tidak ada (terjangkit), tapi saat bergerak itu kemungkinan resiko sangat tinggi. Mari kita bersama-sama yang bijak, bukan untuk diri kita sendiri, tapi untuk keluarga kita, juga untuk teman-teman, sahabat-sahabat, dan tetangga-tetangga kita,” pungkas Risma. (dhi)

Sumber: