Sepi Peminat, Pedagang Sayur Kota Batu Sewakan Lapak

Sepi Peminat, Pedagang Sayur Kota Batu Sewakan Lapak

Batu, memorandum.co.id - Sepinya kondisi pasar sayur di Kota Batu yang diresmikan pada 17 Februari 2020 lalu, membuat banyak pedagang sayur semakin pesimis menjadikan tempat tersebut sebagai lahan untuk mengais rezeki. Kabarnya, banyak lapak yang dijual-belikan dan disewakan pada orang lain karena tidak lengkapnya produk yang diperdagangkan. “Jumlah pastinya belum tahu, namun hampir sebagian besar lapaknya sudah dipegang oleh orang lain,” ungkap Suherman pedagang asal Kelurahan Temas, Kecamatan/ Kecamatan Batu, Senin (20/4). Terhitung saat ini terdapat 90 pedagang yang menempati lapak di pasar sayur tersebut sedangkan jumlah pedagang yang tercatat di pasar sayur ini masih sekitat 274 orang. Lebih lanjut, penjual kentang di pasar sayur Batu ini menyampaikan produk yang dijual saat ini masih berupa bawang merah, bawang putih, sawi putih, dan kentang. Ia membandingkan produk ini lebih lengkap daripada pasar sayur Karangploso dan pasar sayur Mantung, yang keduanya terletak di Kabupaten Malang. “Apalagi ditambah dengan kasus yang kemarin, terjadinya kebocoran akibat hujan. Tentu pedagang semakin tidak betah,” imbuhnya. Oleh karena itu, ia berharap kedepannya Pemkot Batu dapat berinovasi agar pasar ini lebih ramai dengan menarik minat pembeli. Senada, pedagang lainnya, Zakaria menyampaikan hingga saat ini tidak ada koordinasi dari pihak Diskoumdag (Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan) Kota Batu dengan pedagang pascaperesmian dan undian lapak di pasar. “Mungkin langkah yang lebih tepat saat ini yakni dengan tidak membatasi produk yang akan dijual. Soalnya yang datang kadang orang-orang Batu sendiri dan hanya untuk melihat-lihat saja,” tambahnya. Menanggapi itu, Wakil Komisi C DPRD Kota Batu Didik Machmud mengharapkan Pemkot Batu segera mengambil langkah antisipasi agar pedagang sayur di Kota Batu bisa bertahan. Dikhawatirkan, pedagang sayur di Kota Batu ini akhirnya pergi sehingga pembangunan gedung yang menghabiskan anggaran Rp 5 M akhirnya menjadi sia-sia. “Kami harap ada langkah-langkah yang tepat dari dinas terkait untuk menjawab keluhan dari pedagang itu. Apalagi pasar itu dibangun dengan tujuan menampung pedagang yang tidak memiliki lahan untuk berjualan,” ujarnya. (arl/ari/tyo)  

Sumber: