Ghofur-Firosya Berpotensi Mengungguli Paslon Petahana pada Pilkada Lamongan

Ghofur-Firosya Berpotensi Mengungguli Paslon Petahana pada Pilkada Lamongan

Hasil surve LSI (Lingkaran Surve Indonesia) Network Pilkada serentak pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Lamongan pada 27 November 2024 nanti.--

“Dari data kami, angka soft supporternya  masih sangat tinggi, yaitu 41,2%. Ini angka yang sering disebut sebagai lahan tak bertuan, yang masih bisa diperebutkan siapa saja. Artinya, siapa yang bisa mengambil angka soft supporter ini paling banyak, itulah yang akan memenangkan pertarungan,” tambahnya.

BACA JUGA:Blusukan ke Pasar Babat Lamongan, Kaji Ghofur Segera Merespon Keluhan Pedagang dengan BAGUS

Pada bagian lain, Khotib juga memberi gambaran peluang tentang kompetitifnya para paslon di Pilkada Lamongan ini. Salah satunya, terlihat dari distribusi aneka dukungan segmen demografis seperti gender, suku, agama, usia, tingkat pendidikan, penghasilan dan dapil yang semuanya belum ada yang kokoh merata, tapi  masih kompetitif.

Ia menyampaikan, modal lain yang bisa dijadikan dasar terbukanya peluang paslon yang diusung PKB ini adalah tentang alasan publik memilih calon. Kepada Yuhronur, mayoritas lebih karena pertimbangan dianggap sudah berpengalaman.

Tapi, tegas Khotib, alasan yang memilih Ghofur mayoritas karena dipersepsi berkepribadian baik (20,2%) dan dianggap mampu menyelesaikan masalah (27,9%). Sementara, kepada Yuhronur, publik yang menganggap berkepribadian baik itu hanya 9,1%. Dan hanya 17,9% yang menganggap mampu menyelesaikan masalah.

BACA JUGA:Mbak Ria Istri Ghofur Calon Bupati Lamongan Didapuk Mewakili Tuan Rumah

“Nah, itu modal penting untuk dipilih. Sayangnya, Pak Ghofur masih punya problem pengenalan yang dibawah Pak Yuhronur. Dan peluang juga cukup terbuka pada saat dipotret isu negatif para calon, dimana Pak Yuhronur yang paling banyak isu negatifnya. Bagusnya buat dia, hanya 4,1% yang tahu,” ungkapnya, tanpa mau menyebut isunya apa. 

Isu penting lainnya yang harus diwaspadai, menurut Khotib, adalah sikap mayoritas publik terhadap money politic. Mayoritas (78,2%) publik menganggap money politic  ini sangat wajar dan cukup wajar. Ini gambaran sikap pragmatis warga lamongan pada ajang kontestasi Pilkada.

“Ini bisa jadi goodnews buat calon yang berkapital besar, jika mampu memanfaatkannya. Dan bisa jadi badnews buat kandidat yang uangnya pas-pasan.Meskipun, jika ada yang berkapital besar pun, tidak mudah melakukan money politic itu. Salah-salah bisa kena semprit KPU,” tegasnya.

BACA JUGA:Calon Bupati Lamongan Kaji Ghofur Menyebarkan Fitnah

Diketahui bahwa, bagi masyarakat di Kabupaten Lamongan, figur nama Abdul Ghofur tentu tidak asing lagi karena sebelum mendaftarkan diri sebagai bakal calon bupati (bacabup) Lamongan, Abdul Ghofur diketahui masyarakat Lamongan adalah Ketua DPRD Lamongan.

Figur Abdul Ghofur mengawali karir dan duduk dikursi parlemen pada DPRD Lamongan sejak 2014 silam, melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Artinya, sudah kenyang bahkan banyak makan asam garam atau sudah berpengalaman sebagai anggota DPRD.

Kini sebagai calon Bupati dengan menggandeng Mas Firosya Shalati, sebagai calon Bupati Lamongan untuk mengikuti kontestasi Pilkada serentak di Kabupaten Lamongan yang berlangsung pada 27 November 2024 nanti.

BACA JUGA:Tingkatkan Silaturahmi, Bacabup Lamongan Kaji Ghofur Hadiri HUT Ke-23 Partai Demokrat

Pria akrab disapa Kaji Ghofur tersebut yang beristrikan Hj Zuni Fitriah atau Bu Ghofur adalah lulusan Al-Ashar, Kairo, Mesir ini dikaruniai dua orang putri. Kesukaannya akan kongkow, menjadi salah satu modal kharisma kedekatan dengan masyarakat.

Sumber: