Polemik Pembangunan RS Siloam, Warga Ragukan Komitmen Terkait Limbah B3
Eks Gedung Universitas Putra Bangsa (UPB) di Jalan Arief Rahman Hakim yang akan dibangun RS Siloam. --
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Rencana pembangunan Rumah Sakit Siloam di bekas lahan Universitas Putra Bangsa (UPB) terus menuai polemik. Warga yang terdampak pembangunan tersebut mengungkapkan kekhawatiran terkait dampak lingkungan, terutama masalah limbah B3 dan limbah cair rumah sakit.
Dalam pertemuan dengan warga, Sekertaris Yayasan Masjid Assakinah, Chairul Muriman Setiabudi menyampaikan bahwa pihak RS Siloam telah memberikan penjelasan mengenai pengelolaan limbah B3 dan IPAL. Namun, penjelasan tersebut dinilai masih bersifat teoritis dan belum memberikan kepastian mengenai dampak nyata terhadap lingkungan sekitar.
"Warga khawatir akan dampak limbah B3, rumah warga. Menurut Chairul dampak lingkungan banyak, menyangkut limbah B3, rembesan cair yang ada di rumah sakit, proses pembangunan itu mungkin rumah warga retak, roboh," ujar Chairul, Jumat 8 November 2024.
BACA JUGA:Rencana Pembangunan RS Siloam di Eks UPB Diprotes, Warga Minta Amdal Lengkap
Warga meminta agar seluruh potensi dampak lingkungan, termasuk limbah B3, rembesan cair, dan potensi kerusakan bangunan akibat pembangunan, dimasukkan dalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Pihak RS Siloam telah menyatakan komitmen untuk melaksanakan AMDAL dan memastikan tidak ada dampak negatif terhadap lingkungan.
Namun, warga tetap merasa perlu adanya pengawasan ketat terhadap pelaksanaan AMDAL. Mereka khawatir janji-janji pihak RS Siloam hanya sebatas teori dan tidak diimplementasikan secara nyata.
"Lebih banyak konteks berkelit secara teroitis. Jadi faktualnya seperti apa, itu nanti ada pengawalan dan pengawasan warga," tegas Chairul.
BACA JUGA:Siloam Hospital Jember Gelar Mediasi dengan Keluarga Pasien
Selain masalah limbah, warga juga mempertanyakan desain bangunan RS Siloam yang dinilai kurang memperhatikan kenyamanan warga sekitar. Misalnya, desain bangunan yang kurang transparan dikhawatirkan akan mengurangi pencahayaan alami pada rumah warga di sekitarnya.
"Teoritis semisal pencahayaan, arsiteknya mendesain tidak bisa tranparan dan memastikan apakah kompleks rumah sebelah dapat siraman matahari pagi atau tidak," ungkap Chairul.
Terkait sistem drainase, pihak RS Siloam menyatakan bahwa sistem drainase yang akan dibangun sesuai dengan tata letak kota dan akan berfungsi sebagai sudetan dari sungai-sungai kecil. Namun, Chairul meragukan hal tersebut dan menyebutnya sebagai "sudetan sungai".
BACA JUGA:Nyeri Lutut Saat Pandemi, Ini Penanganan Aktual dari Siloam Hospitals Surabaya
Informasi yang dihimpun Memorandum rencananya RS Siloam akan dibangun di Jalan Arief Rahman Hakim nomor 107-109. Berada di Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo Middle East Ring Road (MERR) berdiri 5-8 lantai.
Mengutip papan pengumuman yang terpasang di lokasi perencanaan, rumah sakit ini akan berdiri di lahan seluas 4.157 meter persegi.
Sumber: